Tips Kesehatan
Ternyata Tiroid Bisa Sebabkan Kemandulan
penyakit tiroid sebabkan kemandulan, bahkan potensi serius ini bisa dikategorikan menjadi mengkhawatirkan
WARTA KOTA, PALMERAH— Lebih dari setengah atau sebesar 55 persen perempuan yang berisiko tinggi mengalami gangguan tiroid belum pernah mendengar permasalahan atau kondisi seputar penyakit tiroid. Padahal penyakit tiroid sebabkan kemandulan, bahkan potensi serius ini bisa dikategorikan menjadi mengkhawatirkan bila diremehkan.
Risiko penyakit tiroid pada perempuan lainnnya juga dapat menyebabkan osteoporosis, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, depresi serta kecemasan akut.
Secara rinci, penyebab kemandulan pada perempuan akibat penyakit tiroid disebabkan kelebihan produksi hormon dan kekurangan produksi yodium. Contohnya adalah Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang berperan dalam pengaturan kecepatan metabolik melalui hormon tiroid dan LH serta FSH yang berperan dalam pematangan seksual dan fungsi reproduksi.
Anehnya, meskipun mengalami gejala gangguan tiroid yang mampu memengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari, sebagian besar dari perempuan tidak mencari bantuan medis, seperti hasil survei yang dilakukan oleh Merck Serono. Dari survei tersebut ditemukan bahwa 77 persen atau dua per tiga perempuan keliru mengidentifikasi tiroid sebagai kondisi peradangan dan hanya sebanyak 22 persen yang mampu mengenali dengan benar bahwa mereka kekurangan atau kelebihan hormon tiroid.
Selain itu, 53 persen perempuan mengatakan bahwa mereka hanya akan pergi ke dokter jika merasa benar-benar sakit, sementara 46 persen tidak berpikir bila masalah pada kelenjar tiroid disebabkan oleh suatu penyakit.
Sedangkan, 20 persen pasien tiroid justru berpikiran jika pergi berobat ke dokter akan menghabiskan banyak biaya.
Kabar paling mengejutkannya, hasil survei juga menunjukkan jika 9 dari 10 atau sebesar 89 persen perempuan berisiko tinggi terkena penyakit tiroid tidak menyadari tersedianya pengobatan untuk kondisi gangguan yang dialami mereka.
Survei yang digagas oleh Merck Serono ini merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarkat berjudul ‘Bebaskan Diri dari Gangguan Tiroid’. Survei ini melibatkan 1.220 responden, masing-masing 220 perempuan di 6 kota di Indonesia serta 500 praktisi kesehatan dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2015.
Adapun klasifikasi subjek penelitian terdiri dari 180 perempuan yang didiagnosis gangguan tiroid, 150 perempuan yang memiliki anak yang didiagnosa mengidap gangguan tiroid, 230 perempuan yang baru melahirkan pada kurun 6 bulan terakhir, serta 660 perempuan yang tidak terdiagnosis gangguan tinggi namun berisiko sangat tinggi. (Ridho Nugroho)