Sejak Tahun 1970, Jemaah Ahmadiyah Beroperasi

Keberadaan ajaran Ahmadiyah di wilayah Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan justru sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

Warta Kota/Dwi Rizki
Para jemaah Ahmadiyah yang terdiri atas 11 orang pria dan dua orang perempuan melaksanakan shalat jumat berjamaah di tengah jalan. 

WARTA KOTA, TEBET - Bukan hanya hitungan hari, pekan ataupun bulan, keberadaan ajaran Ahmadiyah di wilayah Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan justru sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

Diantono, pengurus rumah sekaligus jemaah Ahmadiyah di Jalan Bukit Duri Tanjakan Batu RT 02/08 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan mengakui hal tersebut.

Dikatakannya, rumah yang senyatanya milik Adang Hamid, salah seorang pria asli Betawi itu sudah mengajarkan ajaran Islam menurut aliran Ahmadiyah sejak tahun 1970 silam.

Bersama istri dan anaknya, Adang Hamid dikatakannya tinggal dan turun temurun mengajar hingga pertengahan tahun 80an.

Namun, berbeda dengan kondisi dan tenggang rasa para warga saat Adang Hamid menempati rumah seluas hampir 200 meter persegi itu, para warga dikatakannya, sangat menerima baik dan menghormati faham Ahmadiyah seperti yang dipeluknya saat ini.

"Sebelumnya tidak pernah ada masalah, kita hidup saling menghormati dan menghargai sesama umat muslim. Tapi sekarang kondisinya berbeda," sesalnya merujuk pada sikap warga yang menolak dan mengusir seluruh jemaah Ahmadiyah pada Jumat (12/6) siang.

Ditemui terpisah, aksi warga tersebut diungkapkan Panti (53) Ketua RT 02/08 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan merupakan puncak dari kemarahan warga sejak lama.

Padahal, sebelum demo dilakukan, warga serta dirinya dan tokoh agama telah melakukan musyawarah bersama Ketua Ahmadiyah Bukit Duri terkait penutupan majelis pengajian Ahmadiyah.

"Kita berdialog sebagai sesama umat muslim, kami jelaskan kalau tidak ada perbedaan, Tuhan kita satu Allah Subhanahu wa Ta'ala, nabi kita Muhammad, bukan yang lain. Karena itu kita menentang seluruh ajaran yang meleceng dari ajaran Islam yang sebenar-benarnya," ungkapnya tegas.

Ditemui bersamaan, Ari (38) tetangga persis di sebelah rumah yang dijadikan sebagai lokasi beribadah jemaah Ahmadiyah di Jalan Bukit Duri Tanjakan Batu RT 02/08 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan mengatakan, kegiatan peribadatan dan pengajian para jemaah Ahmadiyah diketahui sudah ada sejak lama.

Para warga pun tidak jarang menyampaikan keluhan dan penolakan, namun para jemaah Ahmadiyah sama sekali tidak mengindahkan keberatan yang disampaikan warga.

Bahkan, para jemaah Ahmadiyah justru melakukan ibadah secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui warga.

"Sebenarnya tidak harus ada debat, ambil angkat dan usir, karena memang sudah bikin resah masyarakat. Pemerintah dan MUI (Majelis Ulama Indonesia-red) juga sudah tetapkan kalau ajaran Ahmadiyah telah melanggar ajaran Islam, jadi sudah jelas kalau mereka salah jalan," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Ahmadiyah Bukit Duri, Ayudi Prastowo menyampaikan kalau dirinya beserta para jemaah Ahmadiyah hanya ingin melakukan ibadah dengan tenang sesuai dengan kepercayaannya. Karena menurutnya, Islam itu adil, sehingga setiap orang boleh beribadah sesuai dengan kepercayaan.

"Sebenarnya kami ingin shalat saja, tidak (ibadah-red) yang lain. Kami juga sebelumnya sudah berkoordinasi dengan ketua RT dan menyampaikan hanya ingin shalat sebagaimana menurut kepercayaan kami," jelasnya mencoba mengalah terhadap desakan warga.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved