Pil Kuning Dijual Rp 2.000 per Butir

Untuk setiap pembelian obat tersebut, mereka harus mengucapkan kata kunci berupa pil kuning.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Panji Baskhara Ramadhan
BNN menggerebek pelaku yang diduga memproduksi narkotika jenis sabu, di Lantai III Rusun Kapuk Muara Blok B, No 14, Jalan SMP 122, RT 02/09, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (27/4/2015) siang. 

WARTA KOTA, BEKASI -- Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta, Sapari mengatakan, apotek Hara menjual obat Triheksipenidil (penenang) kepada konsumennya sebesar Rp 20.000 untuk 20 butir.

Dengan demikian, satu butirnya dijual Rp 2.000.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, kata Sapari, dalam sehari apotek itu mampu menjual kepada 50 konsumen yang mayoritas dari kalangan muda.

Untuk setiap pembelian obat tersebut, ujar Sapari, mereka harus mengucapkan kata kunci berupa pil kuning.

"Pembeli dan penjual sudah sama-sama tahu, kalau obat ini diberinama 'pil kuning'. Bila konsumen ada yang membeli dengan menyebutkan merknya, maka si penjual akan berdalih obat itu tidak ada," jelas Sapari di lokasi penggerebekan pada Senin (27/40).

Sapari mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus ini termasuk dari mana apotek itu mendapatkan obat tersebut. Sapari menegaskan, obat keras ini tidak mengandung narkoba. Namun, untuk efek sampingnya sama halnya dengan memakai narkoba, seperti merasa tenang dan percaya diri.

Menurutnya, penyebaran obat ini diduga sudah berlangsung satu tahun. Namun, Sapari belum bisa memastikan apakah seluruh Apotek di Bekasi telah menjual belikan obat keras. "Kita masih lakukan pengembangan dan penyidikan lebih lanjut," katanya.

Sementara itu, salah satu pelajar yang diamankan, D (17) mengaku, mengetahui jenis obat keras ini dari seorang teman. Dia mengaku, hanya ikut-ikutan saja, dan baru mencoba-coba. "Saya tahu obat ini dari teman main," kata D.

D mengungkapkan, setiap mengkonsumsi obat ini dirinya merasa nyaman dan tenang. Awalnya, ia mengkonsumsi obat ini hanya untuk menghilangkan penat saat mengikuti pelajaran, namun karena ada zat adiktif (candu) di dalamnya, maka ia pun ketagihan. "Obatnya enak dan bikin nge-fly (terbang--Red), makanya saya ketagihan," ujar D.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved