Jika Terbukti Salah, Menkes Akan Beri Sanksi ke Siloam dan Kalbe
Menteri Kesehatan Nila Moeloek memastikan akan menjatuhkan sanksi ke RS Siloam Karawaci dan Kalbe Farma jika terbukti salah.
WARTA KOTA, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memastikan pihaknya akan menjatuhkan sanksi kepada pihak Rumah Sakit Siloam Karawaci maupun pihak Kalbe Farma jika terbukti melakukan kesalahan dalam kasus injeksi Buvanest Spinal.
Akibat diinjeksi produk Kalbe Farma tersebut, dua pasien RS Siloam meninggal dunia beberapa waktu lalu.
"Kami harus tetap memberikan sanksi kemudian barang itu diperiksa badan POM. Tapi katanya kalau memang obatnya tertukar ya Kalbe mestinya dapat sanksi," kata Nila di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (2/3/2015).
Hingga siang tadi, Nila mengaku belum menerima hasil akhir dari penyelidikan yang dilakukan tim Kemenkes serta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan demikian, Kemenkes hingga siang tadi belum menentukan sikap atas insiden tersebut. Nila mengatakan bahwa kasus kematian di rumah sakit memerlukan pemeriksaan yang detail.
"Harus lihat dulu betul-betul, detail liatnya, apakah salah obat atau tidak. Kalau pun salah obat tapi masih bisa direct (langsung) mengatasinya, mengantisipasinya, kan tertolong, ini hanya misalnya semuanya ya," papar dia.
Menurut dia, tim investigasi yang diturunkan harus ekstra hati-hati meneliti apakah yang dilakukan RS Siloam dalam menangani dua pasien tersebut sudah sesuai prosedur atau tidak.
Demikian juga dengan proses pemeriksaan terhadap PT Kalbe. Nila juga berjanji akan independen dalam menentukan sikap terhadap PT Kalbe meskipun suaminya, Farid Anfasa Moeloek menjadi komisaris pada perusahaan obat tersebut.
"Independen, enggak ikut, enggak terkait. Itu kan cara pembuatan obatnya, pengawasannya, quality control dari mereka, jadi orang dalamnya begitu," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, dua pasien di RS Siloam Karawaci, Tangerang meninggal dunia setelah diberi injeksi Buvanest Spinal produk PT Kalbe Farma. Setelah tindakan itu kedua pasien mengalami gatal-gatal, hingga kejang.
Pasien adalah seorang wanita yang menjalani operasi caesar dan seorang laki-laki yang menjalani operasi urologi.
Keduanya langsung dibawa ke ruang ICU. Namun, kurang dari 24 jam nyawanya tak tertolong. Sementara itu, untuk pasien yang menjalani operasi caesar, bayinya selamat.
Hasil pemeriksaan sementara, Buvanest Spinal yang diberikan ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan obat bius, akan tetapi berisi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan.
Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur. (Icha Rastika)