Siswi SMP di Jaksel Alami Pelecehan oleh Oknum Guru
Seorang siswi SMPN di Jakarta Selatan mengaku mendapatkan tindakan diduga pelecehan seksual yang dilakukan oleh gurunya.
WARTA KOTA, SETIABUDI - Seorang siswi SMPN di Jakarta Selatan mengaku mendapatkan tindakan diduga pelecehan seksual yang dilakukan oleh gurunya.
Siswi dengan inisial ADA (13) tersebut, mendapatkan pelecehan oleh guru olahraga, Rizaggi Maetucha, pada 19 November 2014.
Bibi korban, Yusliati, ketika dihubungi Wartakotalive.com, Rabu (18/2/2015) siang, menyebutkan, tindakan tersebut baru diketahui oleh ibu ADA ketika sang ibu mendapatkan sms bernada menyalahkan korban atas pengunduran diri guru yang bersangkutan.
"Kejadiannya itu 19 November lalu, waktu itu sepulang sekolah, sekitar maghrib, ADA dengan teman-temannya main ke rumah guru tersebut. Mereka main karena memang sudah merasa dekat dengan guru itu, tapi ternyata guru itu hanya modus dekat dengan anak-anak," katanya.
Yusliati menyebutkan, saat itu guru tersebut meminta teman-teman ADA untuk pergi membeli sesuatu ke warung. Selanjutnya, guru yang hanya berdua dengan korban di rumahnya itu menyuruh korban untuk ganti baju karena hari sudah malam.
"ADA menurut pengakuannya dipaksa oleh guru untuk ganti baju, saat itu dia ganti baju di kamar pak Zaki, ternyata guru itu ikut masuk ke kamar dan mengunci pintu. Di dalam, guru tersebut malah menciumi dan meraba sampai kemaluannya ADA," kata Yusliati.
Yusliati yang merupakan adik dari ayah korban itu mengatakan, saat kejadian korban tidak memberitahu orangtuanya. Ibu korban justru tahu setelah pada tanggal 4 Februari siswi malang tersebut dipanggil oleh pihak sekolah.
"Jadi posisinya mungkin korban ini malu ya, dia tidak bilang ke ibunya. Ibu korban malah tahunya setelah tanggal 4 Februari korban dipanggil kepala sekolah," katanya.
Sebelumnya tanggal 3 Februari, Yusliati menyebutkan, guru yang melakukan tindak pelecehan tersebut sudah mengundurkan diri namun ia tidak mengakui perbuatannya.
Kemudian, lanjut Yusliati, tanggal 5 Februari ibu korban diminta datang oleh sekolah. Tetapi, bukannya bertemu dengan kepala sekolah, ibu korban malah bertemu dengan guru lainnya. Saat itu, sekolah mengajak damai dan tidak mempermasalahkan kejadian tersebut ke polisi.
"Ibu korban malah diminta damai karena menurut sekolah, si pelaku sudah mengundurkan diri, tapi kami tidak mau berhenti di situ. Akhirnya kami melaporkan ke Polres Jaksel," tegasnya. (Agustin Setyo Wardani)