Pelantikan Pejabat
Wagub Djarot Meradang Lihat Pejabat Asyik Berfoto-ria Saat Dilantik
Hujan deras membuat pelantikan 701 pejabat DKI di halaman depan Blok G Balai Kota DKI, Kamis (22/1/2015) pagi batal dilaksanakan.
WARTA KOTA, GAMBIR - Cuaca hujan deras yang turun membuat prosesi pelantikan 701 pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di halaman depan Blok G Kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/1/2015) pagi batal dilaksanakan. Pengucapan sumpah jabatan para pejabat DKI Jakarta dipindahkan ke dalam Gedung Blok G Kompleks Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat.
Suara kemeriahan menjelang proses pelantikan pejabat eselon II sampai pejabat eselon IV pun tidak terelakan. Para pejabat terlihat begitu senang dengan prestasi yang telah diraihnya. Sebagian besar para pejabat menggunakan batik berwarna cokelat. Sedangkan yang menggunakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) berwarna putih hanya empat pejabat eselon II.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama didampingi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat melantik ratusan pejabat di lingkungan Pemprov DKI. Sebelum prosesi pengucapan sumpah menjadi pejabat diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Namun, lagu perjuangan tidak dihormati oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI Jakarta.
Beberapa pejabat yang dilantik malah sibuk memainkan smartphone pribadinya dengan mengabadikan moment pelantikan itu dengan berfoto-ria. Djarot yang berada di belakang para pejabat yang dilantik tidak puas karena suasana yang seharusnya khusyuk menjadi tidak tenang.
Pejabat eselon 2 yang dilantik yakni Irvan Amtha sebagai Kepala Badan Pelayanan Pengadaan barang dan jasa, Indrastuty Rosari Okita sebagai Wakil Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP), Fridayanti sebagai Wakil Direktur Sumber Daya Manusia RSUD Tarakan, Yessy Widiastuti sebagai Wakil Direktur Keuangan dan Umum RSUD Tarakan, dan Yudi Amiarno sebagai Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tarakan.
Untuk pejabat eselon 2 sebanyak lima orang, eselon 3 sebanyak 29 orang, dan eselon 4 sebanyak 667 pejabat. Paling banyak pejabat yang dilantik yakni Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) di sekolah yakni mencapai 471 pejabat.
Di dalam aula yang mempunyai luas dengan ukuran kurang lebih 200 meter, para pejabat berbaris dengan rapi. "Saya sebagai Gubernur DKI Jakarta melantik saudara, saya percaya bahwa saudara akan melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang dibebankan," kata Basuki saat membacakan naskah pelantikan, Kamis (22/1/2015).
Dia pun berpesan kepada para pejabat yang dilantik untuk melayani warga Ibukota DKI Jakarta. Dengan pemberian dua Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) yaitu TKD dinamis dan statis, Ahok berharap agar para pejabat tidak mencari proyek atau menyelewengkan anggaran.
"Jadi kalau semua kerja baik sampah pendidikan kesehatan pelayanan izin. Yang penting layaninnya, nggak perlu meres orang, enggak usah pura-pura muka kayak bete mau minta duit, pergi bolak balik, dan ada jalur cepat," kata dia.
Dengan dibentuknya Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP), masyarakat kini lebih dipermudah untuk mengurus soal perizinan. Apalagi, kantor BPTSP sudah ada di tingkat kelurahan sampai Pemerintahan Kota Administrasi. Dia pun tidak segan-segan menstafkan para pejabat yang bermain.
"Dengan PTSP ini saya kira semangat ini sudah ada dan saya juga yakin PNS DKI juga ngerti kita serius. Saya sama wagub serius kita akan stafkan.
Pejabat baru harus dievaluasi
Djarot mengaku sengaja berdiri dibarisan belakang para pejabat yang sedang dilantik untuk memantau prosesi pelantikan. Namun dirinya sangat kecewa melihat perilaku beberapa pejabat yang dinilai tidak menghargai lagu kebangsaan. Bahkan dirinya langsung meminta kepada Inspektorat DKI Jakarta, Lasro Marbun, untuk menegur pajabat yang bersangkutan.
"Ini pejabat baru langsung dievaluasi juga, saat pelantikan ini. Kenapa saya di belakang saya lihat dan saya tidak puas sama beberapa PNS yang waktu menyanyikan lagu Indonesia Raya dia malah ambil gambar foto-foto. Saya sudah bilang sama inspektur. Itu jadi evaluasi, saya menyatakan tidak puas," kata Djarot.
Tidak hanya saat menyanyikan lagu kebangsaan, Djarot juga mengamati pejabat saat pembacaan sumpah jabatan. Saat itu, juga banyak pejabat yang justru mengambil gambar dan tidak mengikuti ucapan dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
"Kemudian sumpah janji, harusnya dia ucapakan, dia ambil gambar juga. Saya di belakang untuk melihat bagaimana perilaku mereka. Lagu kebangsaan kita Indonesia Raya saja tidak dia tidak hargai, itu narsis banget. Nggak puas saya," kata Djarot.
Djarot menegaskan, seharusnya saat pelantikan, para pejabat mengikuti benar jalannya acara. Walaupun mereka berada di barisan paling belakang. "Begitu lagu Indonesia Raya harus tegap dan nyanyi dong. Apalagi pejabat. Saya tegur agar mereka tahu, mereka paham. Bahwa itu lagu kebangsaan,"
Pantauan Warta Kota, pejabat yang sibuk berfoto-foto itu terletak baris paling belakang. Hingga kini, siapa pejabat yang bermain handphone dan berfoto-foto masih diselidiki Inspektorat. Mereka kemungkinan pejabat eselon III dan eselon IV karena menggunakan batik berwarna cokelat.
