Taman Margasatwa Ragunan

Inilah Sekelumit Sejarah Kebon Binatang Ragunan

Diketahui bermula dari minat dan kecintaan seorang pelukis ulung, Raden Saleh terhadap binatang.

Penulis: | Editor:
Warta Kota/adhy kelana
Diusianya yang ke 150 tahun, Sabtu (20/9/2014) Kebun bintang Ragunan berusahan untuk menambah koleksi satwa baik dari dalam maupun luar negeri. Namun untuk menambah koleksi satwa itu perlu perawatan dan pemeliharan yang baik agar satwa-satwa di kebun binatang milik pemprov DKI ini terlihat sehat dan segar sehingga pengunjung yang datangpun dipuaskan dengan keberadaan satwa ini. 

WARTA KOTA, PASARMINGGU - Tidak terasa usia Taman Margasatwa Ragunan (TMR) hari ini, Sabtu (20/9) telah menginjak usia ke 150 tahun. Namun seiring dengan perkembangan bertambahnya usia, sejarah berdirinya TMR kian hilang, seperti halnya sang pendiri yang kini kian terlupakan.

Seperti tidak direncanakan, Kepala Humas TMR, Wahyudi Bambang. Mengatakan, asal muasal berdiri dan berkembangnya TMR yang dikenal sebagai Kebun Binatang terbesar kedua di dunia saat ini justru diketahui bermula dari minat dan kecintaan seorang pelukis ulung, Raden Saleh terhadap binatang.

Raden Saleh yang memiliki kelebihan dalam mencitrakan binatang dalam setiap objek lukisannya pun secara bertahap mulai mengkoleksi berbagai hewan langka pasca kepulangannya ke Indonesia dari beberapa negara Eropa dan Afrika sejak tahun 1829-1851 silam.

Hewan-hewan yang menjadi objek lukisannya tersebut ditempatkan pada kandang-kandang di pekarangan rumahnya seluas sekira 10 hektar yang bertempat di Jalan Raden, atau kini lebih dikenal meliputi wilayah Taman Ismail Marzuki (TIM), SMP Negeri 1 Jakarta, dan Rumah Sakit Cikini, Jakarta Pusat.

Seiring dengan semakin banyak serta lengkapnya koleksi binatang miliknya, dirinya pun menamakan suaka satwa miliknya Vereeniging Planten En Eierentuin Te Batavia pada tahun 1864, kemudian berubah nama menjadi Kebun Binatang Jakarta pada tahun 1949 pasca kemerdekaan Indonesia.

"Karena berubah kepemilikannya dan terus bertambahnya koleksi satwa, Kebun Binatang Jakarta atau dikenal dengan Kebun Binatang Cikini waktu itu kemudian dipindah ke lokasi TMR saat ini, Ragunan pada tahun 1969," jelasnya.

Walau tidak ada bekas-bekas ataupun catatan sejarah yang menggambarkan sosok Raden Saleh selaku pendiri TMR, dirinya menyampaikan kalau pesan untuk mencintai dan melestarikan satwa yang dipegang teguh sang maestro tetap dipertahankan oleh para pengurus TMR hingga saat ini.

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved