Dr Boyke: Muda-mudi Pacaran di Flyover Tiru Orang Barat

Dr Boyke Dian Nugraha mengaku tidak heran dengan perilaku pasangan yang memilih fly over untuk pacaran.

Warta Kota/Nur Ichsan
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH - Dr Boyke Dian Nugraha mengaku tidak heran dengan perilaku pasangan yang memilih flyover untuk pacaran. Menurut seksolog kondang ini, memang tidak ada batasan tempat bagi pasangan yang tengah dimabuk cinta.

Pacaran bisa dilakukan di segala tempat, seperti mal, kafe, taman, pinggir sungai, dan bahkan di flyover.

"Pacaran di flyover bisa menjadi alternatif bagi pasangan yang ingin mencari suasana baru. Sambil ngobrol-ngobrol melihat pemandangan Kota Jakarta. Misalnya flyover Kuningan," ujar Boyke kepada Warta Kota, Sabtu (28/6).

Perilaku pacaran di flyover, bilang Boyke, adalah bentuk eksistensi diri para pasangan muda-mudi ibu kota. Di pinggir jalan raya itu, pasangan yang kebanyakan masih berusia remaja tidak malu-malu untuk melakukan adegan mesra. Seperti ciuman, berpelukan, saling meraba, dan sebagainya.

Para pasangan itu, kata Boyke, bukannya tidak sadar jadi tontonan pengguna jalan lain. Justru, para remaja memilih tempat tak lazim seperti flyover karena mereka sengaja ingin menarik perhatian masyarakat luas. Mau menunjukkan bahwa mereka eksis.

Mencontoh gaya pacaran di 'Barat', di mana muda-mudi tidak malu menunjukkan rasa saling tertarik terhadap pasangan. "Prinsipnya, dunia milik kita berdua. Yang lain indekos," kata Boyke.

Dikatakan Boyke, perilaku para remaja yang meluapkan hasratnya dengan vulgar di flyover jelas salah. Tentu saja orangtua bertanggungjawab dalam rusaknya moralitas generasi masa depan ini. "Mereka kurang diajari etika dan budi pekerti. Orangtua saking sibuknya juga nggak sempat ngasih pendidikan tersebut," tutur Boyke.

Di sisi lain, aparat pemerintah cenderung tidak tertarik untuk menertibkan pasangan yang biasa nangkring di jembatan layang. Maka, publik pun melihat hal ini sebagai hal yang biasa. Pada akhirnya, perilaku ini menjadi fenomena yang bertahan selama bertahun-tahun, khususnya di DKI Jakarta.

"Ya, memang (pengawasan aparat) lemah dan susah ditertibkan. Pelanggaran di jalur busway saja masih banyak. Gimana mau ngurusin yang pacaran? Capek deh..." ujar Boyke.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved