Diah Ayu Lestari Tampil di Tong-tong Festival Fair 2014
Penyanyi muda Indonesia Diah Ayu Lestari (16) bakal kembali mencuri perhatian dunia internasional.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Lucky Oktaviano
WARTA KOTA, JAKARTA - Penyanyi muda Indonesia Diah Ayu Lestari (16) bakal kembali mencuri perhatian dunia internasional.
Hari Rabu (28/5/2014) ini Diah bertolak ke Belanda untuk memeriahkan panggung musik di perhelatan tahunan yakni, Tong Tong Festival Fair 2014.
"Lima hari saya akan di Belanda. Ini latihan terakhir. Mudahan-mudahan semuanya lancar," kata Diah Lestari di sela-sela latihannya di studio musik kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bagi siswi kelas 1 SMA Global Jaya Internasional School ini tampil di festival internasional bukanlah pengalaman pertama kalinya.
Sebelumnya, penyanyi bergenre R&B dengan sentuhan Jazz tersebut beberapa kali mewakili Indonesia mengikuti ajang internasional, di antaranya Landpartie Schloss Buckburg German. "Kalau di Tong-Tong Festival ini yang kedua," ungkapnya.
Berbeda dari penampilan sebelumnya. Di festival kali ini, Diah akan membawakan sejumlah lagu tradisional dengan sentuhan alat musik seperti gendang, angklung, dan gong yang dipadu dengan alat musik modern, di antaranya gitar, bass, drum dan piano.
"Kita tuh pengen beda banget dari yang sebelumnya. Karena sebelumnya pesan etniknya kurang keluar. Kalau dulu kan nyanyi lagi tradisional dengan yang modern banget," paparnya.
Nah, untuk alat musik traditional, Diah tidak mau repot-repot membawa alat-alat musik tersebut. Dengan kecanggihan teknologi dirinya berusaha untuk memasukanya dalam sebuah harmonisasi yang indah.
Saat tampil di Tong-tong festival, dia hanya membawa empat orang band pengiringnya.
"Kalau tahun lalu kan kemarin kita cuma bawa gitar doang. Tahun ini kita bawa satu band. Tapi, aransemennya bawa unsur etnik," katanya.
Dalam perhelatan itu, rencananya Diah akan membawakan 12 lagu etnik Indonesia, di antaranya Sigulempong (Sumatera Utara), Manuk Dadali (Jawa Barat), Ondel-Ondel dan Jali-Jali (Betawi), Angin Mamiri (Sulawesi Selatan), Ampar-ampar Pisang (Kalimantan Selatan), Tanduk Majeng (Madura), Rame-Rame (Maluku), Balelebo (Nusa Tenggara Timur), Suwe Ora Jamu (Yogyakarta), lir-Ilir (Jawa Tengah), Cublak-cublak Suweng (Jawa Tengah) dan Yamko Rambe Yamko (Papua).