Para Kepala Sekolah Jakarta Tak Setuju Usul Ahok

WARTA KOTA, BALAI KOTA— Wakil Kepala SMAN 26 Jakarta bidang Kesiswaan Tri Heru Susanto berpendapat, lebih baik jam masuk sekolah tetap pukul 06.30. Alasanya, lebih baik siswa bangun subuh dan tak terkena macet di jalan daripada berangkat dari rumah pukul 06.00 karena mengejar waktu jam 09.00 dan harus bermacet-macet di jalan. "Jadi tak fresh lagi nanti saat mengajar, sudah stres duluan di jalan," ujar Heru.

Jika jam pelajaran dipaksakan mulai pukul 09.00, hal itu justru petaka bagi Heru. Berangkat pukul 04.00 kepagian tiba di sekolah. Berangkat pukul 05.00 dia kena macet di mana-mana. Bisa jadi tegang sendiri. Apalagi jika berangkat pukul 06.00, dia tak akan tiba tepat waktu di sekolah.

Wakil Kepala SMAN 8 Jakarta Bidang Kesiswaan Waridin berpendapat senada. Menurut dia, lebih baik sekolah masuk pukul 06.30. Sebab, apabila siswa masuk pukul 09.00, justru bersamaan dengan jadwal masuk kerja pekerja swasta maupun PNS. "Bisa jadi tambah macet nantinya," kata Waridin. Bahkan Waridin ingat, dulu jam sekolah dibuat pagi justru untuk memecah kemacetan.

Tapi bagi siswi kelas XII SMAN 8 Jakarta, Raisya Arum (17), rencana masuk sekolah pukul 09.00 malah menguntungkan. Dia girang apabila kebijakan itu berjalan. Rumah Arum jauh. Dia tinggal di Cibubur, Jakarta Timur. Setiap hari Raisya mesti berangkat pukul 05.00 diantar ayahnya dengan mobil.

Arum sudah menjalani rutinitas itu hampir sepanjang hidupnya. "Kalau memang begitu, nanti saya bisa makan di rumah. Baru berangkat pukul 06.00," ucap Arum kepada Warta Kota, daat ditemui di sekolahnya, kemarin siang.

Seperti diberitakan, wacana pelajaran dimulai pukul 09.00 dicetuskan Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rabu lalu. Namun, kemarin Ahok mengatakan bahwa rencana penerapan jam masuk sekolah bagi pelajar DKI pukul 09.00 itu baru wacana guna mengetahui reaksi masyarakat. (sab/ote)

Informasi lebih lengkap, silakan baca Koran Warta Kota edisi Jumat (28/3/2014)