Kasus Hambalang
Nazaruddin Bersaksi untuk Dedy Kusdinar Hari Ini
Sidang perkara korupsi Hambalang dengan terdakwa Deddy Kusdinar kembali digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Penulis: | Editor: Lucky Oktaviano
WARTA KOTA, JAKARTA - Sidang perkara korupsi Hambalang dengan terdakwa Deddy Kusdinar kembali digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Agenda sidang masih mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan JPU Komisi Pemberantasan Korupsi.
Jaksa bakal menghadirkan enam saksi, yang salah satu di antaranya yakni terpidana kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin.
"Saksi sidang DK Muhammad Nazarrudin, Eran Subarna, Burhannudin, Brahmantori, Raden Isnanto, Edi Nurida Susila," kata Penasihat Hukum Deddy, Rudy Alfonso, melalui pesan singkatnya.
Dalam dakwaan Deddy disebutkan, Nazaruddin diduga mengetahui banyak soal proyek Hambalang. Bahkan diduga Jaksa, suami Neneng Sri Wahyuni itu sudah mengetahui soal proyek Hambalang sebelum proyek dilakukan.
Dia memerintahkan mantan anak buahnya, Mindo Rosalina Manulang alias Rosa, ikut serta dalam proses lelang proyek itu.
Tetapi, Nazaruddin tidak menggunakan perusahaannya. Dia lebih memilih memakai PT Duta Graha Indah.
Namun, dalam proyek itu ternyata Nazaruddin dan PT DGI harus bersaing dengan PT Adhi Karya. Keduanya pun berebut pengaruh supaya menang tender dengan 'mengguyur' sejumlah pejabat di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta beberapa anggota Komisi X DPR dengan duit.
Bahkan, Rosa sempat mengultimatum Manajer Pemasaran Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya, Muhammad Arief Taufiqurrahman, supaya perusahaan pelat merah itu mundur lantaran PT DGI dan Nazaruddin sudah keluar banyak uang.
Arief lantas melaporkan hal itu kepada atasannya, mantan Direktur Operasional PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mokhammad Noor.
Teuku Bagus lantas melaporkan desakan Rosa itu kepada Direktur PT Dutasari Citra Laras, Machfud Suroso. Machfud lantas melaporkan hal itu kepada Anas Urbaningrum. Machfud merupakan kerabat istri Anas, Athiyyah Laila.
Lantas dalam sebuah acara buka puasa bersama di rumah Anas pada 2010, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu mengundang Nazaruddin datang ke rumahnya. Saat itulah Anas meminta Nazaruddin mundur dari proyek Hambalang.