Kasus Hambalang

Saksi Idrus Kuatkan Tanah Proyek Hambalang Memiliki Patahan

Karut marut pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Nasional di Desa Hambalang atau proyek Hambalang makin menguat

Penulis: | Editor: Andy Pribadi
Warta Kota
Proyek Hambalang 

WARTA KOTA, KUNINGAN - Karut marut pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Nasional di Desa Hambalang atau proyek Hambalang makin menguat, lewat keterangan orang-orang yang ikut terlibat di dalamnya memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan terdakwa Deddy Kusdinar.

Direktur Geo Invest, Idrus, salah satu saksi yang hadir dalam persidangan Deddy, mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (17/12), mengungkapkan masalah terkait kondisi tanah.

"Banyak titik-titik tanah rawan longsor. Setelah saya bor untuk kedalaman dua sampai empat meter tanahnya ekspansif. Kalau tanahnya diangkat, dicampur cairan kemudian dikeringkan jadinya seperti kerupuk. Baru ketemu lapisan tanah yang keras," terang Idrus.

Idrus bercerita, PT Yodya Karya yang mendapatkan lelang proyek manajemen konstruksi proyek Hambalang, selain PT Ciriajasa Cipta Mandiri, mengontrak perusahaannya untuk menganalisa kondisi tanah yang di atasnya akan dibangun proyek dengan anggaran Rp 2.5 triliun.

Hasil penyelidikan perusahaannya di sejumlah titik tanah proyek Hambalang sulit menemukan air. Temuan ini berdasar pengetesan melalui tes geolistrik, yaitu mencari sumber air dengan cara mengalirkan listrik ke tanah dan mendeteksi lapisan tanah lebih dari 20 meter dan hasilnya nihil. Fakta mengejutkan ditemukan patahan di bawah lokasi proyek Hambalang.

Menurut Idrus tanah demikian sangat berbahaya dan memiliki resiko bencana sangat tinggi untuk membuat bangunan di atasnya.

"Patahan itu akan terus terjadi dan tak pernah berhenti," terangnya.

Rawannya tanah Hambalang sebetulnya sudah diketahui sejak awal lewat kesaksian Direktur Teknik dan Operasional PT Biro Insinyur Eksakta, Sonny Anjangsono berapa waktu lalu. Ia mengaku, berdasar hasil analisa dan perhitungan teknis, tanah yang akan dibangun bermasalah karena ada spot lahan yang longsor.

Hal senada disampaikan Direktur Utama PT Biro Insinyur Eksakta, Ida Nuraida yang dihadirkan dalam persidangan Deddy. Menurut Ida, tanah Hambalang hanya mungkin untuk bangunan seperti yang ada di sekolah atlit Ragunan, bukan bangunan besar dengan segala kelengkapannya seperti sekarang.

"Kondisi lahan yang selalu longsor tidak memungkinkan. Kalau memindahkan yang dari Ragunan bisa. Kalau sekarang dengan fasilitas sport science tidak (tidak layak)," ujar Ida.

Belakangan, karena mencium ada yang tak beres, PT BIE mundur dalam proyek tersebut.

Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved