Asep Hendro, Dari Pebalap Jalanan Hingga Pengusaha Sukses
Sosok pemilik Asep Hendro Racing Sport (AHRS) ini malang melintang di jagat media massa sejak dibekuk Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menyuap pajak.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Dodi Hasanuddin
Depok, Wartakotalive.com
Nama Asep Hendro belakangan menjadi buah bibir di masyarakat. Sosok pemilik Asep Hendro Racing Sport (AHRS) ini malang melintang di jagat media massa sejak dibekuk Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menyuap pajak.
Kendati begitu, pengusaha itu dibebaskan. Dia tak bersalah. Malah, bapak tiga anak ini mengaku diperas oleh oknum petugas pajak senilai Rp600 juta karena menunggak pajak. Nah, siapakah sosok Asep ini?
Asep Hendro merupakan mantan pebalap nasional. Dia beristrikan Heli Herliani. Dari perkawinannya, Asep dikaruniai tiga anak, yakni Farhan Hendro (19) pembalap nasional motor bebek underbone, Fadilah Hendro dan Firia Hendro.
Awalnya Asep adalah pembalap jalanan. Hal itu dilakukannya sejak 1990 di Bandung, Jawa Barat. Kehebatannya dalam balapan liar membuat Suzuki kepincut. Memasuki 1991, Asep pun dikontrak Suzuk hingga 2012. Berbagai gelar juara diraihnya bersama Suzuki.
Dari 2004 hingga 2007, Asep menjadi juara pertama Asean motor bebek underbone. Pada 2007 Asep juga menyabet juara pertama kejuaraan motocross nasional. Kemudian juara pertama kejuaraan balap motor indoprix dan motoprix. Tahun 2013, Asep dikontrak Honda.
"Berbagai prestasi telah saya toreh. Tapi sayakan tidak selalu balapan. Saya ingin membuka usaha. Makanya saya bangun AHRS," tuturnya. Dikatakan Asep, keinginannya untuk membuka usaha telah ada sejak 1993. Saat itu ia bekerja di Astra, Honda.
Meski bekerja, ia ikut balapan. Pada tahun itu, orang tuanya meninggal dan ia pun menumpang hidup dengan pamannya. Hal itu membangkitkannya untuk membuka usaha sendiri.
Menapaki 1994, Asep keluar dari Honda dan membuka bengkel sepeda motor bersama temannya di Kelapadua, Cimanggis, Depok. Karena keuangan tidak dipegangnya, bengkel itu goyah. Hingga akhirnya, bengkel itu gulung tikar.
Namun, Asep bangkit. Tahun 1995, Asep kembali membuka bengkel bersama rekannya yang lain. Hasilnya kembali bangkrut, karena tidak jelasnya manajemen keuangan. Akhirnya pada 1997 bermodalkan Rp3,7 juta, Asep membuka bengkel dengan nama Asep Hendro Racing Sport (AHRS).
Dengan penuh ketekunan dan keuletan, Asep membangun bisnisnya tersebut. Asep yang membuka modifikasi motor serta bengkel umum serta memproduksi jaket kulit dan sarung tangan kulit makin lama makin berkembang.
AHRS pun berkembang menjadi 11 cabang dan agennya tersebar ke seluruh Indonesia. "Untuk modifikasi sparepartnya saya datangkan dari luar. Sedangkan bahan kulit saya datangkan dari Garut dan Tegal," ujarnya.
Asep menambahkan bahwa kini jumlah karyawannya ada 500 orang dan 100 orang merupakan industri rumahan. "Saya mengajak keluarga dan kerabat untuk mengembangkan bisnis ini. Alhamdulillah bisa berkembang," tutur Asep yang kerap disapa Pak Haji itu.