JELAJAH MUSEUM

14 Diorama Perang Abad Ke-7 Sampai 19, Rangkaian Memori Berdarah

Di sana ada sebanyak 14 diorama yang ditempatkan secara berurutan dari abad ke-7 sampai dengan abad ke-19.

|

SAAT berada di lantai pertama, Drs. Emuh Muhsin M.Si, selaku Perwira Seksi Instalasi Bimbingan dan Informasi Museum Keprajuritan Indonesia menjelaskan kepada kami bahwa masih banyak koleksi lain yang akan mengingatkan kita terhadap perjuangan para prajurit untuk mempertahankan kedaulatan Nusantara dari cengkeraman penjajah. Kata pria asal Sunda itu, semua itu bisa dijumpai di beberapa ruangan di lantai dua bangunan museum.

Benar saja, ketika kami naik tangga menuju ke lantai dua, beragam diorama peperangan kami lihat di masing-masing sisi lorong ruangan. Selain itu, deretan patung yang menggambarkan prajurit dari berbagai daerah di Indonesia juga bisa kita lihat.

Di lantai dua Museum Keprajuritan Indonesia, banyak hal yang bisa kita petik, khususnya mengenai pengetahuan terhadap bagaimana para pejuang Indonesia di jaman dulu, ketika menghadapi penjajah. Satu hal mungkin bisa menjadi bahan renungan untuk para pengunjung. Dimana, pada saat itu, persenjataan yang digunakan para prajurit untuk melawan penjajah masih bersifat tradisional. Padahal, di pihak musuh, sudah menggunakan senjata yang lebih maju.

Kecintaan terhadap nusantara adalah modal utama, tidak hanya senjata saja. Kegigihan para pejuang dalam membela tanah air, agama dan harga diri sebagai bangsa, menjadi motivasi untuk melawan kekuatan penjajah, meski jika ditengok dari segi persenjataan prajurit kita kalah jauh.

Bangunan utama Museum Keprajuritan Indonesia dibuat melingkar, jadi, jika pengunjung berjalan melewati lorong-lorong yang menyajikan berbagai macam koleksi, maka akan sampai kembali ke titik di mana pengunjung tersebut berangkat.

Di sepanjang lorong itu,  kita akan menjumpai diorama serta ruang pamer yang berisi benda-benda relik atau senjata, pakaian perang, panji-panji serta boneka-boneka peraga yang memperagakan busana prajuri. Selain itu, juga ada penyajian gelar formasi perang dan miniature benteng. Di sepanjang pinggiran bangunan, dipamerkan 23 patung pahlawan yang dibuat dari perunggu berukuran ¼ besar manusia.

Di depan diorama, terpasang ‘Show Case’ yang berisi mengenai penjelasan dari masing-masing cerita, lengkap dengan foto, dokumentasi yang berhubungan dengan diorama tersebut. Cerita-cerita yang dipilih untuk diorama-diorama ini, menggambarkan cerita-cerita perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan tanah air Indonesia.

Cerita ini telah dipilih selain untuk menumbuhkan inspirasi, juga untuk mengembangkan semangat keprajuritan pada generasi penerus bangsa. Di sana ada sebanyak 14 diorama yang ditempatkan secara berurutan dari abad ke-7 sampai dengan abad ke-19.

Penasaran cerita apa saja yang ada pada diorama-diorama itu? Wartakotalive akan coba membahasnya satu per satu. Jadi. Terus ikuti artikel kami selanjutnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved