JELAJAH MUSEUM
Wayang Suriname dengan Unsur Jawa nan Kental
Jika berkunjung ke Museum Wayang, Anda bisa menyaksikan beragam koleksi yang berasal dari Suriname. Letaknya di lantai dua gedung museum, atau di antara koleksi wayang dan boneka dari luar negeri.
Tamansari, Wartakotalive.com
Jika berkunjung ke Museum Wayang, Anda bisa menyaksikan beragam koleksi yang berasal dari Suriname. Letaknya berada di lantai dua gedung museum, atau di antara koleksi wayang dan boneka dari luar negeri.
Di dalam ruangan tersebut, terdapat beberapa contoh wayang yang dibuat masyarakat keturunan Jawa yang tinggal di sana. Sebut saja, Wayang Raden Arjuna, Raden Bima, Prabu Samiaji, Raden Nakula dan Sadewa.
Wayang kulit asal Suriname yang kini menjadi koleksi di sana, dulu dikirimkan Kedutaan Besar RI di Paramaribo, Ibu Kota Suriname. Pada dasarnya, bentuk wayang dari Suriname ini tak jauh berbeda dengan wayang yang ada di Indonesia. Cerita yang ditampilkan pun sama, misalnya cerita tentang Pandawa Lima dan cerita-cerita lain.
Lho, bagaimana ceritanya hingga wayang bisa sampai ke Negara Suriname? Negara yang secara geografis sangat jauh letaknya dari Indonesia.
Suriname adalah negara yang pernah dijajah Belanda. Letaknya di Amerika Selatan. Di akhir 1880, banyak masyarakat dari suku Jawa dipekerjakan Pemerintah Hindia Belanda sebagai buruh kontrak di Suriname. Kala itu, Belanda sedang membuka lahan-lahan perkebunan dan membutuhkan banyak pekerja.
Banyaknya orang Jawa yang dibawa ke sana, menyebabkan maraknya perkawinan antaretnis. Maklum, penduduk Suriname terdiri dari beragam suku bangsa. Saat ini saja, diperkirakan ada 70 ribu orang Jawa di Suriname atau menjadi etnis keempat terbesar setelah Creole (campuran belanda dan afrika), hindustan (India) dan marun (afrika).
Suriname merupakan negara dengan keberagaman tertinggi di dunia. Etnis yang ada di negara itu meliputi Creole, India, Jawa, Marun (Afrika), Cina, Indian amerika, Lebanon, dan Brazil. Agama yang tercatat meliputi Kristen, Hindu, Islam, Winti, dan berbagai keyakinan asli yang belum diberi nama.
Meski sudah puluhan atau bahkan ratusan tahun di Suriname, masyarakat Jawa di sana tetap melestarikan kebudayaan tempat asal mereka. Terbukti, berbagai kesenian asal Jawa seperti reog, kuda lumping, tarian Jawa, dan tak terkecuali wayang masih tumbuh subur dan lestari di negara yang berjarak begitu jauh dari Indonesia.
FERYANTO HADI/REN