Teroris Depok Tewas usai Cuci Darah
Tak sampai 24 jam setelah tangan kanannya diamputasi, Anwar meninggal karena gagal multi-organ. Terduga teroris Beji, Depok, yang luka-luka dalam ledakan bom rakitannya Sabtu lalu itu tewas di RS Polri Sukanto, Jakarta Timur, Rabu (12/9) sekitar pukul 15.35.
JAKARTA, Wartakotalive.com
Tak sampai 24 jam setelah tangan kanannya diamputasi, Anwar meninggal karena gagal multi-organ. Terduga teroris Beji, Depok, yang luka-luka dalam ledakan bom rakitannya Sabtu lalu itu tewas di RS Polri Sukanto, Jakarta Timur, Rabu (12/9) sekitar pukul 15.35.
Kabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian RS Polri Kombes Ibnu Hajar mengatakan, Anwar terluka parah. "Kondisi tersangka ini memang berat. Dikatakan berat karena ada gagal ginjal juga selain luka bakar. Tersangka juga diamputasi tangan kanan. Selain itu juga mengalami gagal ginjal, lever, paru sama otak," jelas Ibnu kepada wartawan kemarin.
Menurut Ibnu, luka bakar Anwar sangat serius, kurang lebih 40%. Untuk menangani luka bakar itu dia memerlukan perawatan penuh. "Karena memang beratnya luka bakar di wajah, leher, lengan kiri kanan, dada, genital (kemaluan), dan kaki kiri kanan, dengan trauma inhalasi karena blast injury yang menyebabkan gagal multi organ," imbuhnya.
Kabiro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar menambahkan, pria yang sempat disebut dengan inisial Mr X itu sempat menjalani cuci darah, Rabu pagi, di Ruang Cendana 1 RS Polri. Namun, selang 1 jam kemudian dia kembali dibawa ke Ruang ICU hingga meninggal.
Anwar = Wahyu
Boy menjelaskan, sosok Anwar sebelumnya sempat diduga sebagai Yusuf Rizaldi alias Abu Toto, pria yang kabur dari lokasi ledakan di Depok bersama Muhammad Toriq sesaat setelah ledakan bom. Polisi pun melakukan tes DNA terhadap anak Yusuf Rizaldi, tapi hasil tes DNA negatif.
Belakangan, sosok Anwar diyakini sebagai W (Wahyu Ristanto --Red), menyusul ditemukannya KTP bertuliskan nama berinisial W. KTP itu ditemukan saat olah TKP di lokasi ledakan bom.
Kepolisian, jelasnya, telah membawa keluarga Wahyu ke Jakarta untuk melakukan tes DNA. Nama Anwar, kata Boy, muncul dari keterangan Toriq, terduga teroris asal Tambora, Jakarta Barat, yang terlibat dalam ledakan di Depok. Saat diperlihatkan foto pada KTP yang ditemukan, Toriq mengaku mengenalnya sebagai Anwar.
Ibnu Hajar menambahkan, polisi telah selesai melakukan tes DNA dan memastian bahwa yang meninggal di RS Polri adalah Anwar alias Wahyu. "Yang bersangkutan memang benar dari hasil pemeriksaan DNA sudah match dengan ibu dan bapaknya. Bahwa yang meninggal Anwar atau kalau rekan-rekannya mengetahuinya dengan nama Wayhu," jelas Ibnu.
Hasil tes DNA itu menunjukkan Anwar merupakan anak biologis dari pasangan Jatmiko-Wariyem. Pihak keluarga sudah dihubungi dan mereka berencana memakamkan Anwar hari ini.
Meski kematian Anwar akan membuat aparat kepolisan dan pihak terkait lain bertambah sulit mengungkap kasus ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbay tetap optimistis, pengungkapan teroris Depok terus berjalan, meski harapan satu-satunya kini tinggal Toriq.
"Masih ada Toriq, ada yang lainnya, kepastian penyelidikan masih terus berjalan," ujarnya.
Yusuf menyerah
Sementara itu, M Yusuf bin Hasan alias Yusuf Rizaldi, tersangka teroris di Beji, Depok, menyerahkan diri ke Polres Langkat, Sumatera Utara. Hingga Rabu (12/9) malam, Yusuf masih diperiksa di ruangan Kasat Intelkam Polres Langkat di Stabat, sekitar 43 km dari Medan.
Yusuf menyerahkan diri kemarin sekitar pukul 15.00. Dia datang ke Mapolsek Pangkalan Susu.
Bm/m7/dn