Guru Main Pukul, Siswa SD Takut Sekolah
Belasan siswa kelas 3 SDN Tugu Utara 23 Pagi di Jalan Kramat Jaya, Komplek Perla, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, mengaku mendapatkan kekerasan dari seorang ibu guru berinisal R, yang sekaligus menjadi wali kelas. Dampaknya, belasan siswa trauma dan menjadi takut ke sekolah khawatir menjadi korban pemukulan.
Ketika Warta Kota hendak melakukan konfirmasi ke pihak sekolah, Kepala SDN Tugu Utara 23 Pagi, Susiwi Astuti, sedang mengadakan rapat sekolah dan tidak bisa ditemui. "Ibu kepala sekolah saat ini sedang rapat, besok saja kembali ke sini," kata salah satu guru di ruang guru sekolah tersebut.
Bahkan, saat diminta nomor ponsel kepala sekolah tersebut guna kepentingan konfirmasi, pihak guru yang ada di dalam ruangan itu enggan memberikannya. "Langsung saja ketemu dengan kepala sekolahnya," katanya.
Sudin akan telusuri
Sementara itu, Ricardo, Koordinator Advokasi Arsari Sanggar Anak Mandiri, Kampung Beting, di mana kebanyakan siswa tersebut tinggal di daerah tersebut, mengatakan tujuan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi diri.
Ia bersama pihak wali murid, Rabu (4/9) akan melaporkan kasus tersebut ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). "Kami sudah membicarakan hal ini kepada orang tua siswa, dan mereka sepakat meminta guru tersebut dipindahkan," katanya.
Sedangkan, Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Utara, Dian Ardian, mengatakan kasus tersebut akan ditelusuri lebih dahulu. "Rabu (5/9) ini atau lusa, saya akan ke sekolah untuk bertemu dengan kepala sekolah dan guru yang bersangkutan untuk memberikan keterangan masalah tersebut. Tentunya jika benar terjadi pemukulan akan ada sanksinya," katanya. (suf)