Artis
Soleh Solihun Ikut Berduka Atas Meninggalnya Arswendo Atmowiloto Intelektual Slengek'an
Soleh Solihun punya kenangan bersama mendiang Arswendo Atmowiloto ketika masih menjadi mahasiswa.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Warta Kota/Arie Puji Waluyo
Kisah Soleh Solihun semasa jadi mahasiswa Unpad dijadikan film bernuansa mahasiswa yang apik.
Soleh Solihun (39) ikut berduka mendengar kabar kematian sastrawan dan wartawan Arswendo Atmowiloto, Jumat (19/7/2019) sore.
Bagi Soleh Solihun, meninggalnya Arswendo Atmowiloto adalah kehilangan besar bagi dunia sastra Indonesia.
Komedian yang juga pemain film tersebut pernah dekat dengan mendiang Arswendo Atmowiloto selama mengerjakan tugas akhirnya di kampus.

"Indonesia kehilangan budayawan besar," kata Soleh Solihun berbincang disela Konser Jikustik Reunian di Balai Sarbini, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat malam.
Ketika mengerjakan tugas akhir di kampus, Arswendo Atmowiloto adalah salah satu narasumber Soleh Solihun.
"Saya pernah menjadikan Arswendo sebagai narasumber skripsi soal majalah musik," ujar Soleh Solihun.
• Menghadap Sang Pencipta, Wajah Arswendo Atmowiloto Terlihat Cerah dan Tersenyum
• Meninggal Usai Melawan Kanker Prostat, Jenazah Arswendo Atmowiloto Dimakamkan di San Diego Hills
Ketika menuliskan tugas akhir skripsi medio 2004, Soleh Solihun menemui Arswendo kala berkantor di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
"Saya naik metromini. Lama cari alamatnya karena nomornya ngacak. Eh, sampai sana Arswendo nggak ada. Saya kejar ke Pakubuwono karena dia jadi pembicara seminar," ujar Soleh Solihun.
Begitu ketemu, Soleh Solihun mewawancarai Arswendo Atmowiloto di tempat parkir sambil berdiri.

"Saat wawancara, dia sambil menghabiskan beberapa batang rokok di parkiran mobil, tapi ya santai. Baik banget karena mau menemui mahasiswa dari Jatinangor," ujar Soleh Solihun.
Arswendo Atmowiloto kemudian menjadi salah satu orang yang berjasa meluluskan Soleh Solihun dari kampus.
Menurut Soleh Solihun, Arswendo Atmowiloto adalah sosok sempurna sebagai penulis semasa hidupnya.
"Banyak yang berduka dari sisi jurnalistik dan budaya," ujar Soleh Solihun.
Sayangnya, Soleh Solihun tidak sempat menemui dan menjenguk Arswendo ketika sedang terbaring sakit, baik saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina maupun di rumah.
"Saya pernah lihat di media sosial, anaknya pernah memposting ujaran kalau papa masih dirawat, pas ada kabar meninggal," ujar Soleh Solihun.

"Saya suka gaya dia yang selengek'an, dan ceplas-ceplos. Intelektual yang selengek'an. Dia salah satu orang yang jujur dan nggak ada yang ditutupin," kata Soleh Solihun.
Arswendo Atmowiloto adalah sosok yang tidak pernah jaga imej dan memikirkan citra. Tapi karya-karya tulisannya menjadi legenda.