Siswa Baru
Siswa Baru SMA 8 Mendapat Gemblengan Pembentukan Karakter dan Pentingnya Team Work
Masa pengenalan siswa baru di SMA 8 berlangsung selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu.
Penulis: Feryanto Hadi |
Suasana hari pertama sekolah di SMA Negeri 8 Jakarta di bilangan Tebet, Jakarta Selatan menjadi dramatis ketika dalam sesi pengenalan sekolah ratusan siswa baru langsung mendapatkan pelajaran soal pentingnya team work dan pembentukan karakter ketika menjadi warga sekolah unggulan itu.
Sesi pembekalan dilakukan usai upacara bendera dan dibagi menjadi dua kelompok.
Pembekalan kurikulum diisi oleh Heri Budi Prasetya.
Sementara, pada pembekalan karakter diisi langsung oleh kepala sekolah, Agusman Anwar dengan memadukan kalimat-kalimat menggugah dengan tayangan visual yang menunjukkan pentingnya sebuah rasa solidaritas atau saling membantu dan adakalanya prestasi menjadi hal yang tak penting lagi ketika dihadapkan dengan sikap empati.
Salah satu tayangan video menunjukkan dua pelari wanita yang sedang bersaing merebut garis finish. Seorang di antaranya terjatuh berkali-kali karena letih, namun pelari lainnya justru menolong bahkan membimbing rivalnya itu untuk terus berlari.
Melihat perjuangan hebat sang rival, akhirnya pelari yang harusnya bisa dengan mudah menjadi juara, justru ia menarik musuhnya yang sedang tertatih, untuk meraih garis finish terlebih dahulu. Ia cukup puas hanya diperingkat kedua dan menyerahkan kemenangan kepada rivalnya yang sebenarnya sudah tidak berdaya.
"Ingat, juara bukan segala-galanya. Tapi karakter yang utama. Sportifitas dan integritas yang patut kalian jaga ketika menjadi bagian dari SMAN 8," tegas Agusman Anwar, Senin (15/7/2019).
Masa pengenalan siswa baru di SMA 8 berlangsung selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu.
Pada hari pertama, siswa pihak sekolah fokus mengenalkan mengenai budaya, karakteristik, pola dan struktur kurikulum yang diterapkan di sekolah rintisan internasional tersebut.
Kepada Warta Kota Agusman menjelaskan, sekolah tidak hanya menekankan kepada murid untuk berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik. Tetapi, yang utama adalah bagaimana karakter positif termasuk sportifitas dan empati terbentuk.
"Di sini kan anak-anak hebat semua yang masuk. Jadi jangan sampai muncul ego bahwa mereka paling pintar atau merasa lebih hebat dari yang lain. Saya ingin tegaskan bahwa We are the family," ungkapnya.
• Siswa Baru Jangan Takut Tidak Ada Plonco di SMA 70 Jakarta
• Siswa SMPN 21 Kota Tangerang Kelelahan Bersihkan Debu Proyek, Kegiatan Belajar Mengajar Tak Dimulai
Agusman percaya bahwa kemampuan berpikir siswa baru itu akan mudah dalam menerima berbagai pendidikan akademik.
Tetapi, tanpa ditanamkan pendidikan karakter, maka kecerdasan siswa tersebut bisa jadi tidak bermanfaat bagi siswa lainnya mengingat dalam benaknya hanya tertanam soal persaingan prestasi.
Untuk itu, pada kesempatan pembekalan Agusman ingin merubah cara pikir seperti itu.
"Pendidikan abad ke-21 itu menyangkut tiga hal. Kalau soal litetasi dasar, saya nggak pernah kuatir, sebab ini anak-anak hebat semua. Dan mereka bisa belajar dari mana saja. Tapi di sini kita tekankan kompetensi abad 21 yang meliputi critical thinking, communication, creative dan collaboration. Keempat point itu yang kami tekankan karena itulah karakter hidup di SMA 8," paparnya.