Minat Masyarakat Jadi Nasabah BPR Dinilai Masih Rendah di Kawasan DKI dan Sekitarnya

Minat masyarakat untuk menjadi nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Jakarta dan sekitarnya dinilai masih rendah.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DPD DKI Jaya dan Sekitarnya, Ricardo Simatupang. 

Adanya minat masyarakat untuk menjadi nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih rendah.

Hal ini terbukti dari raihan nasabah BPR di wilayah setempat masih berada di bawah target yang ditetapkan.

Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DPD DKI Jaya dan Sekitarnya, Ricardo Simatupang mengatakan, industri BPR masih berada di bawah target yang dipatok organisasinya.

Dia menginginkan, target pertumbuhan nasabah di wilayah setempat tumbuh hingga 15-16 persen setiap tahun.

Namun faktanya, pertambahan nasabah hanya 10-11 persen dan fenomena ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir.

"Penyebab rendahnya jumlah nasabah ada beberapa faktor, pertama dari tingkat persaingan antar BPR, serta pola dan kebutuhan masyarakat yang cenderung berubah," kata Ricardo di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Sabtu (13/7/2019).

Hal itu disampaikan Ricardo usai acara Fun Walk 2019 dalam memperingati Hari BPR dan BPRS untuk wilayah Jabodetabek di Stadion Patriot Candrabhaga, Sabtu (13/7/2019) pagi.

Tidak hanya ketatnya persaingan dan berubahnya pola kebutuhan masyarakat, kata dia, yang menyebabkan rendahnya jumlah nasabah di BPR adalah warga cenderrung mencari pinjaman lewat teknologi finansial (Fintech) dari perangkat ponselnya.

"Mungkin juga masyarakat mencari jalan yang instan melalui Fintech, tapi lama-lama mereka akan kembali lagi ke kami (BPR) karena ternyata di sana lebih mahal bunganya. Di BPR tidak ada bunga 1 persen satu hari," ujar Ricardo.

Terungkap Ini Gaya Fahri Hamzah Saat Bertemu Jokowi dan Prabowo Mengungkap Potensi Jadi Oposisi

Pertemuan Prabowo Subianto dan Joko Widodo Ungkap Simbol Rekonsiliasi dan Simak Penjelasan Gerindra

Tira Persikabo Berharap Suporter yang Datang Seimbang Saat Mereka Menjamu Persija Jakarta di Bogor

Menurut dia, bila nasabah membutuhkan kecepatan dalam mencari pinjaman uang, maka jalur Fintech merupakan jalan keluarnya.

Namun, di balik itu, mereka dibebankan tanggung jawab yang cukup berat melalui bunga yang lebih tinggi dibanding BPR.

"Beberapa nasabah kita sebetulnya ada yang kembali lagi ke BPR, karena yang menawarkan kecepatan (layanan pinjam uang) itu rupanya ada bahayanya juga yah karena itu (bunga tinggi)," imbuhnya.

Meski demikian, guna mengikuti perkembangan teknologi BPR berencana akan menggandeng perusahaan Fintech.

Akan tetapi, pola peminjamannya dikolaborasikan dengan mekanisme BPR yang selama ini berjalan berupa konvensional.

"Kalau BPR tidak mampu mengikuti perkembangan tekonologi yah akan ditinggal masyarakat. Untuk saat ini saja sudah ada sekitar 1 juta nasabah dari anggota kami yang berjumlah 177 BPR," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved