Kilas Balik

Kisah Mencekam Seusai Soeharto Lengser, Wiranto Kerahkan Pasukan dan Barikade ke Rumah Cendana

Suasana mencekam sempat meliputi rumah Soeharto di Jalan Cendana tepat setelah presiden ke-2 RI itu lengser dari jabatannya

Kolase Tribun Jambi dan Kompas
Soeharto dan Wiranto 

PALMERAH, WARTAKOTALIVE.COM -- TERNYATA Suasana mencekam sempat meliputi rumah Soeharto di Jalan Cendana tepat setelah presiden ke-2 RI itu lengser dari jabatannya.

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kisah Wiranto Cegah "Pengadilan Rakyat" terhadap Soeharto dan Keluarga', suasana mencekam di rumah Soeharto ini diceritakan oleh Wiranto yang saat itu menjabat sebagai Menhankam/Panglima ABRI

Setelah Soeharto lengser suasana mencekam menyelimuti rumahnya sehingga penjagaan di sekitar Jalan Cendana Jakarta Pusat sangat ketat.

Tidak ada satu elemen mahasiswa atau massa pun yang bisa menembus barikade aparat keamanan.

Soeharto
Soeharto (Kolase Tribun Bogor)

Ini Dia Ramalan Zodiak Jumat 5 Juli 2019 Leo Boros, Taurus Impulsif, Libra Kreatif dan Artistik Nih

Pendaki yang Hilang 6 Hari di Gunung Muro Alami Kejadian Aneh saat Tersesat di Hutan, Ini Kisahnya

Dewi Perssik Jadi Tersangka, Ini Tanggapan Keponakannya Rosa Meldianti yang Bikin Terkejut

Usia 32 Tahun Masih Terlihat Muda, Shandy Aulia Ternyata Sudah Punya Cucu

Kisah Pilu Saipul Jamil 4 Tahun Mendekam di Penjara, Tiap Lihat TV: Saya Dulu Pernah di Situ

Ketika itu, hampir setiap hari ada aksi unjuk rasa yang menuntut Soeharto diadili. Mereka berkumpul di sekitar Taman Surapati dan Tugu Tani.

"Bahkan, tidak jarang saya mendengar ada di antaranya yang menuntut dilakukannya 'pengadilan rakyat' atas mantan Presiden RI, Soeharto," kata Wiranto.

Wiranto mengatakan, hak setiap orang untuk berdemonstrasi. Namun, Wiranto meminta aksi itu dilakukan dengan damai.

Wiranto khawatir gerakan demo dapat mengarah kepada tindakan anarkisme dan brutalisme, yang dianggapnya akan menodai reformasi.

Ia merasa langkah pengamanan ketat tersebut untuk menyelamatkan Indonesia dari sebutan "bangsa barbar"..

"Coba bayangkan, pada waktu itu ribuan massa bergerak ke Cendana untuk melakukan apa yang disebut 'pengadilan rakyat', yakni menghabisi mantan presiden dan keluarganya dengan cara mereka, pasti akan sangat keji dan brutal," kata Wiranto.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto (KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

Di tengah situasi itu, Wiranto mendapat informasi dari wartawan asing bahwa akan timbul lagi korban tewas pada saat bentrok dengan aparat di sekitar Cendana. Hal itu untuk membangkitkan amarah massa.

Karena itu, Wiranto meminta Kapolda menggelar barikade kawat berduri untuk mencegah bentrokan langsung.

Berdasarkan pemberitaan Kompas, Jalan Cendana masih tertutup untuk umum, dan penjagaan masih sangat ketat sampai November 1998.

Para petugas keamanan itu berjaga-jaga di lima titik ujung (persimpangan) jalan yang langsung mengarah ke Jalan Cendana.

Kelima titik itu adalah Jalan Tanjung, Jalan Yusuf Adiwinata, Jalan Kamboja, Jalan Rasamala, dan Jalan Suwiryo.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved