Pilpres 2019

Prof Marsudi Sindir Keponakan Mahfud MD Bukan Orang Sembarang Ada Hubungan dengan Mantan Wakil KPK

Dalam salah satu potongan pembicaraannya, Marsudi menyebut bahwa website situng KPU dibuat untuk transparansi, dan memang dibuat agar mudah diakses.

tangkapan layar youtube Mahkamah Konstitusi
Saksi ahli Marsudi Wahyu Kisworo yang diajukan KPU di Sidang Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. 

Saat KPU RI memajukan saksi ahlinya dalam sidang sengketa Pilpres 2019, pada Kamis (20/6/2019) hal lain terungkap. 

Saksi yang diajukan adalah Profesor Marsudi Wahyu Kisworo

Dalam salah satu potongan pembicaraannya, Marsudi menyebut bahwa website situng KPU dibuat untuk transparansi, dan memang dibuat agar mudah diakses. 

"Jadi kalau ada adik saya kemarin cerita pakai robot, nggak usah robot. Itu mahasiswa semester satu juga bisa," ujar Marsudi. 

Entah memang ucapan itu untuk menyindir keponakan Mahfud MD atau bukan, tetapi robot pemantau situng KPU memang ramai dibicarakan setelah Hairul Anas (keponakan Mahfud MD) bicara. 

Sidang ke-4 gelar perkara mendengarkan keterangan ahli dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menghadirkan Dr ir Marsudi W Kisworo. Siapakah dia? 

Dari penelusuran Wartakotalive.com di blog pribadinya, Marsudi kelahiran Kediri, 29 Oktober 1958. Namun sejak kecil ayah dari Marsudi seorang guru pindah tugas mengajar di SPG Negeri Ponorogo.

Sehingga sejak usia 3 tahun Marsudi menghabiskan waktu kecilnya di Ponorogo hingga tamat SD. Namun waktu SMP pindah ke Madiun karena lebih mumpuni pendidikannya. Lalu diteruskan ke SMAN 1 Madiun.

 LIVE STREAMING Lanjutan Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2019, Saksi dan Ahli dari KPU Beri Keterangan

Setamat SMA tahun 1978 Marsudi kuliah di ITB dengan jurusan Teknik Elekto mengambil spesialisasi Teknik dan Sistem Komputer. 

Setamat ITB tahun 1983 Marsudi bekerja di PT Elnusa di Jakarta. 

"Sebelumnya waktu kuliah saya sempat bekerja juga di Berca jualan komputer mini Hewlett-Packard. Disamping bekerja saya juga mengajar di beberapa PTS seperti STMIK Bina Nusantara, STMIK Budi Luhur, dan lain-lain. Bahkan di STMIK Bina Nusantara saya pernah menjadi ketua Jurusan Teknik Komputer," tulisnya.

 Sidang Lanjutkan Sengketa Pilpres di MK, Tidak Ada Penutupan Ruas Jalan

Marsudi menikahi Tatty Adiyanti pada tahun 1985, setahun kemudian dikaruniai anak perempuan bernama Maya Elektrika Puspitasari (Maya) pada bulan Desember 1986.

Tahun 1989 Marsudi lanjut studi S2 di Curtin University of Technology, Perth, Australia dengan sponsor dari Australian International Development Assistance (AIDAB).

Waktu itu AIDAB hanya memberikan beasiswa dua orang saja untuk swasta, karena biasanya beasiswa hanya untuk PNS. Program 2.5 tahun mampu diselesaikan hanya 1 tahun.

"Dengan nyali besar dan pede saya minta lanjut ke program S3 karena saya masih punya jatah 1.5 tahun. Tahun 1990 saya menyelesaikan S2 saya sekaligus anak ke dua saya lahir yaitu Fauzia Dewi Kusumasari," tuturnya. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved