Terungkap Warga Bisa Pindah Domisili untuk Menyiasati Sistem Zonasi PPDB
Ada celah bagi calon siswa yang berasal dari luar domisili sekolah ataupun luar DKI Jakarta untuk masuk sekolah tujuan.
Sistem zonasi umum dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019 secara langsung menyeleksi calon peserta siswa yang berasal dari luar domisili sekolah tujuan.
Walau terbilang baik, penerapan sistem seleksi tersebut, diungkapkan Ketua Panitia PPDB SMP 259 Jakarta Timur, Muhammad Basir masih memiliki celah bagi calon siswa yang berasal dari luar domisili sekolah ataupun luar DKI Jakarta untuk masuk sekolah tujuan.
Salah satunya adalah mengubah identitas calon siswa luar domisili atau luar DKI Jakarta untuk pindah ke dalam Kartu Keluarga (KK) milik warga yang sesuai dengan domisili atau berdekatan dengan sekolah.
"Kan numpang KK bisa, makanya bisa juga diakalin begitu, jadi mereka yang baru pindah asal punya KK yang domisilinya masuk di area sekolah, tetap bisa daftar PPDB," ungkapnya.
• Sejumlah 11 PKL Terjaring Razia di Cempaka Putih Bangun Lapak di Trotoar
Walau modus tersebut diketahui kerap kali dilakukan, Panitia PPDB setiap sekolah katanya tidak dapat berbuat banyak. Sebab, kedudukan Panitia PPDB hanya bersifat sebagai penginput data, sementara fungsi penyeleksian dilakukan langsung oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta secara terpusat.
"Petugas itu tugasnya input data, nggak lebih. Oleh karena itu pendaftaran semuanya dikembalikan kepada orangtua atau siswa yang bersangkutan, jadi akun dan password benar-benar yang tahu itu orangtua dan siswa, sehingga tidak digunakan oleh orang lain," ungkap Basir.
"Jadi kalau ada yang begitu (pindah domisili), petugas tidak tahu. Karena verifikasi cuma memastikan benar data yang diinput calon siswa," tambahnya.
Pindah Domisili
Modus pindah domisili diketahui dilakukan di sejumlah wilayah yang berdekatan dengan sekolah negeri unggulan atau favorit, seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 109 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 81 Makasar.
Kedua sekolah tersebut diketahui merupakan pencetak nilai akhir tertinggi di wilayah Kotamadya Jakarta Timur.
Selain itu, kedua sekolah unggulan tersebut diyakini masyarakat memiliki fasilitas dan pengajar yang baik, sehingga banyak mengantarkan siswanya masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) setiap tahun.
Terkait hal tersebut, Lurah Cipinang Melayu, Agus Sulaeman mengakui belum ada lonjakan permintaan pindah domisili pasca Lebaran ataupun jelang pembukaan PPDB jalur Zonasi Umum, baik tingkat SMP maupun SMA.
Permintaan pindah domisili katanya tidak terlihat signifikan, yakni sekitar satu orang setiap hari.
"Belum banyak sih, masih wajar. Kayak hari ini aja, cuma satu," ungkapnya sembari menunjukan ponsel berisi rekapan pelayanan Kelurahan Cipinang Melayu di kantornya pada Rabu (19/6/2019).
Lebih lanjut diungkapkannya, modus tersebut telah diketahui sejak lama.