Breaking News

Perang Dagang China dan Amerika, Menteri Wei: Kalau Tak Mau Berunding Kami Siap Berkelahi

Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China itu, AS-lah yang membuat mereka terpaksa membangun fasilitas militer di kawasan sengketa.

shutterstck via Kompas.com
Ilustrasi perang dagang China dan Amerika 

Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan, negaranya siap berunding maupun terlibat ketegangan dengan Amerika Serikat ( AS).

Pernyataan itu diucapkan Wei ketika menghadiri forum dialog keamanan internasional, dikenal juga sebagai Shangri-La Dialogue, yang berlangsung di Singapura.

Dilansir AFP via Channel News Asia Minggu (2/6/20190, menhan yang juga seorang jenderal itu membuka pidatonya dengan membahas perang dagang Amerika dan China.

Kedua negara saat ini terlibat ketegangan karena masing-masing saling bertukar tarif hingga 360 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 5.132 triliun.

China Akan Boikot iPhone, CEO Huawei Tidak Setuju: Apa Alasannya?

Perang Dagang, Tuduhan Amerika Serikat sebagai Penghinaan Terhadap China

China Tidak Takut Perang Dagang, Trump: China Melanggar Kesepakatan

"Untuk perang dagang yang diciptakan AS, jika mereka menginginkan berunding, kami akan membuka pintu. Namun jika mereka ingin berkelahi, kami siap," tegas Wei.

Dia juga menyoroti ketegangan di kawasan Asia Pasifik, salah satu yang menjadi pembahasan adalah sengketa Laut China Selatan antara China dengan negara seperti Filipina.

Washington menyatakan penolakan terhadap militerisasi China yang mengklaim hampir seluruh area dan menolak mengakui wilayah Taiwan, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Menurut komandan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) itu, AS-lah yang membuat mereka terpaksa membangun fasilitas militer di kawasan sengketa.

"Siapa yang memulai mengancam stabilitas dan keamanan Laut China Selatan?" kecam Wei dikutip CNN.

Dia merujuk kepada AS yang sering mengerahkan kapal perangnya melewati kawasan itu.

Surat PermenpanRB Terbit, Penerimaan CPNS 2019 Buka Usai Lebaran, Ini Syaratnya

Pertama Kali Digelar, 250 Warga Ikut Mudik Gratis ke Pulau-pulau di Kepulauan Seribu

Dia menyebut operasi kemerdekaan navigasi Gedung Putih malah meninggalkan kekacauan ketika mereka pergi setelah menunjukkan "ototnya" yang membuat Beijing meradang.

"Di tengah tekanan harus menghadapi kapal perang maupun armada pesawat tempur, bagaimana mungkin kami tidak melindungi dengan membangun fasilitas militer," terang dia.

Dia juga membahas tentang Taiwan, dan mengklaim China tidak akan menyerahkan satu inci pun teritori mereka, dan membiarkan negara lain ikut campur.

Dia merujuk kepada Undang-undang Relasi Taiwan 1979 yang membolehkan Washington menyediakan senjata bagi Taiwan dan melindungi pulau itu dari serangan.

China masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari provinsi mereka yang harus disatukan kembali setelah perang sipil berdarah yang terjadi 1949 silam.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved