Mudik Lebaran
Kumpul Lebaran Biasanya Ditanya 'Kapan Nikah?', Begini Cara Jawab yang Jitu
kebiasaan orang Indonesia untuk tanya 'Kapan nikah?' ada hubungannya dengan budaya kekeluargaan orang Indonesia.
Pada momen lebaran digunakan untuk kumpul dengan keluarga.
Buat yang masih jomblo tentu ada pertanyaan yang kerap dihadapi. Bisa dibilang pertanyaan klasik.
Kebanyakan mereka akan tanya, kapan nikah?
Pertanyaan ini memang sangat umum ditanyakan ketika mudik lebaran dan kondangan, dan sering membuat para jomblo merasa serba salah bahkan dongkol.
• Live Streaming Pantauan Hilal Penentuan Lebaran 2019 di 27 Lokasi Bisa Dilihat di Sini
Seperti dilansir Wartakotalive.com dari Kompas.com yang pernah membahas mengenai fenomena Kapan nikah? ini dengan dua orang psikolog.
Menurut Astrid Wen, psikolog anak dan keluarga, serta theraplay practitioner dari Pion Clinician, kebiasaan orang Indonesia untuk tanya 'Kapan nikah?' ada hubungannya dengan budaya kekeluargaan orang Indonesia.
“Jadi, semua orang ikut ngurusin saat ada satu orang belum menikah di usia yang cocok untuk menikah,” ujarnya.
• Malamnya Takbiran, Hari Ini Jemaah Naqsabandiyah Rayakan Lebaran
• Cara Masak Ketupat dan Lontong yang Pulen, Tahan Lama dan Anti Gagal
Namun, Astrid juga mengakui bahwa pertanyaan ini juga sering dilontarkan hanya untuk basa-basi saja.
Sementara itu, Rizqy Amelia Zein, asisten dosen Social and Personality Psychology dari Universitas Airlangga, berpendapat bahwa pertanyaan ini bisa dijelaskan dengan social comparison theory.
Untuk diketahui, social comparison theory menyebutkan bahwa harga diri (self-esteem) seseorang terbentuk ketika membandingkan diri dengan orang lain ini.
Harga diri rendah terbentuk ketika orang yang dibandingkan kondisinya lebih baik (upward comparison), sedangkan harga diri tinggi terbentuk orang yang dibandingkan dianggap lebih malang (downward comparison).
“Orang-orang yang suka menjelekkan orang lain dengan nanya rese atau kepo, sebenarnya melakukannya agar merasa nasib mereka lebih baik (sehingga harga diri mereka meningkat),” ujar Amel.

Lantas, bagaimanakah cara terbaik untuk menanggapi pertanyaan ini?
Nasihat pertama dari Astrid adalah untuk santai saja menanggapinya.
Pasalnya, kondisi belum menikah sendiri sebetulnya juga patut untuk disyukuri.