Harga Daging Sapi Tembus Rp 150 Ribu/Kilogram, Ani Tetap Borong 4 Kilo buat Keperluan Lebaran
“Tiap mau lebaran kan selalu mengalami kenaikan. Nanti harga mulai normal lagi biasanya satu minggu setelah lebaran,”
Penulis: Muhammad Azzam |
Dua hari menjelang hari raya Idul Fitri 1440 atau H-2 Lebaran 2019, harga daging sapi di Kota Bekasi mengalami kenaikan.
Harga daging sapi yang biasanya dijual Rp 120.000 per kilogram naik menjadi Rp 150.000 per kilogram.
Kenaikan harga daging itu terjadi rata di seluruh penjual daging baik di pasar maupun di emperan jalan.
Meskipun harga naik, warga tetap memborong daging sapi untuk keperluan lebaran 2019.
“Iya harganya naik cukup tinggi, tapi ya mau gimana butuh juga daging sapi kalau lebaran,” kata Ani (40), seorang pembeli daging di lapak daging sapi di Jalan R.A Kartini Bekasi, Senin (3/6/2019) kepada Wartakotalive.com.
Ani mengatakan, dirinya memborong empat kilogram daging sapi untuk disajikan saat hari raya lebaran.
Selain daging ayam untuk membuat opor, daging sapi juga diperlukan untuk menambah menu makan saat santap di hari lebaran.
“Kan kalau ketupat pasangan opor ayam sama daging sapi, soalnya kan ada juga yang nggak suka ayam,” ucapnya.
Sementara Suparman (50), pedagang sapi di Jalan RA Kartini mengatakan, kenaikan harga daging sapi terjadi baru Senin ini.
“Kemarin masih normal, baru hari ini (Senin--red) naik cukup tinggi. Kalau kemarin-kemarin paling naik sedikit Rp 5.000, kalau sekarang jadi Rp 30.000,” ungkapnya.
Ia mengaku kenaikan disebabkan karena harga dari pemasok daging sapi juga mengalami kenaikan.
“Harga dari rumah pemotongannya kan naik, terus perminataan juga meningkat. Ya hukum dagang lah harga pasti naik. Apalagi stok sedikit,” ucapnya.
Solihin, pedagang daging sapi di Pasar Baru Bekasi, juga mengungkapkan harga daging sapi mengalami kenaikan.
Ia menilai kenaikan harga daging jelang perayaan Idul Fitri 1440 merupakan hal yang lumrah terjadi.
“Tiap mau lebaran kan selalu mengalami kenaikan. Nanti harga mulai normal lagi biasanya satu minggu setelah lebaran,” paparnya.