Pemilu 2019
Ini Alasan Anies Baswedan Tak Imbau Warga Hentikan Unjuk Rasa, Tapi Pemprov DKI Siap Cegah Perusuh
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak pernah mengimbau para peserta aksi yang menolak hasil Pilpres untuk menghentikan unjuk rasa.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak pernah mengimbau para peserta aksi yang menolak hasil Pilpres untuk menghentikan unjuk rasa meskipun akhirnya berbuntut rusuh.
Anies beralasan tak melakukan itu, sebab menjunjung tinggi hak warga negara untuk mengungkapkan kebebasan berpendapat, termasuk jika dilakukan di Ibu Kota,.
"Jadi kebebasan berserikat, berkumpul dilindungi Undang-Undang. Kita tidak bisa memangkas hal yang paling mendasar di demokrasi kita, yaitu kebebasan berkumpul dan berserikat," ujar Anies di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Ia juga mengatakan bahwa Jakarta adalah Ibu Kota bagi semua, karena itu warga Jakarta maupun luar Jakarta bisa beraktifitas dan menyalurkan pendapatnya di kota ini.
"Di Jakarta kita akan sambut mereka yang datang untuk berkegiatan di Jakarta. Kita fasilitasi," ungkap Anies.
Namun dengan tegas Anies tidak akan menerima dan bakal menindak tegas orang yang menjadi biang perusuh di Ibu Kota.
"Tapi kalau mau kerusuhan, anda akan berhadapan dengan kami. Kita tidak akan mentolerir. Saya katakan Jakarta akan siap untuk mencegah dan bertindak tegas untuk semua yang membuat kerusuhan di sini," ungkap Anies.
Diketahui akibat kerusuhan itu sebanyak 730 orang harus mendapatkan penanganan kesehatan di berbagai rumah sakit yang tersebar di Ibu Kota.
Sementara delapan di antaranya tewas setelah mendapat pertolongan medis.
Delapan Orang Tewas
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menginformasikan, sudah delapan orang meninggal dunia akibat kerusuhan 21-22 Mei, yang menolak hasil Pilpres di Pemilu 2019 kemarin.
"Korban yang meninggal jumlahnya yang terbaru adalah delapan orang," ujar Anies Baswedan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Ia mengungkapkan, sebanyak 730 orang harus mendapatkan penanganan kesehatan di berbagai rumah sakit yang tersebar di Ibu Kota.
"Jenis diagnosis terbanyak yang non trauma 93 orang, luka berat 79 orang, luka ringan 462 orang, ada yang belum ada keterangan 96 orang," kata Anies.
Bahkan, dari keseluruhan korban, sebanyak 179 korban usianya masih di bawah 19 tahun.