Bulan Suci Ramadan
Ahli Gizi Rizal Alaydrus: Susu Sapi Bisa Menjadi Pilihan Tepat untuk Menu Berbuka Puasa
"Susu baik untuk membantu menjaga dan mempertahankan kondisi tubuh selama berpuasa..."
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Fred Mahatma TIS
Setelah seharian berpuasa, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi. Minum susu dalam kondisi perut kosong sangat baik karena penyerapan zat gizi oleh tubuh lebih maksimal.
BUKA PUASA menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim selama bulan Ramadan ini.
Ada banyak makanan dan minuman yang biasa dinikmati masyarakat sebagai menu berbuka puasa. Namun tidak semua jenis makanan dan minuman itu sebenarnya baik untuk kesehatan.
Salah satu menu yang dianjurkan sebagai hidangan berbuka puasa selama bulan Ramadan adalah susu sapi.
Selain mengandung gula alami, susu sapi juga memiliki nutrisi yang lengkap yaitu nutrisi makro dan mikro.
Nutrisi makro terdiri atas protein, lemak, dan karbohidrat, sementara nutrisi mikro terdiri atas vitamin dan bermacam-macam mineral.
"Susu baik untuk membantu menjaga dan mempertahankan kondisi tubuh selama berpuasa," kata ahli gizi Rizal Alaydrus dalam keterangan tertulis yang diterima Wartakotalive.com, Sabtu (18/5/2019).

Ia menjelaskan, setelah seharian berpuasa, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi.
Minum susu dalam kondisi perut kosong sangat baik karena penyerapan zat gizi oleh tubuh lebih maksimal.
Saat ini, lanjut Rizal, banyak sapi yang menghasilkan kandungan protein A1 karena adanya mutasi genetik.
Adapula susu sapi yang hanya mengandung protein A2 yang didapat dari proses seleksi alami dengan melalui seleksi tes DNA, tanpa rekayasa genetik.
Susu dengan protein A1 lebih mudah menyebabkan gejala mual, kembung, dan diare karena kandungan beta casein A1 dalam susu yang bereaksi dengan protein lainnya di dalam pencernaan.
Gejalanya pun menyerupai intoleransi terhadap laktosa.

Mirip Air Susu Ibu
Sementara susu sapi A2 menyerupai human milk atau Air Susu Ibu (ASI) karena kandungannya mudah dicerna dibandingkan susu sapi A1.
Itu sebabnya, mengonsumsi susu sapi A2 umumnya tidak mendatangkan gejala seperti mual, kembung, hingga diare.