Tabuh Perang Dagang Antara Amerika Serikat dan China, Ini Efek Terhadap Indonesia

Tabuh Perang Dagang Antara Amerika Serikat dan China, Ini Efek Terhadap Indonesia.

thinkstockphotos
Ilustrasi. Tabuh perang dagang antara dua negara ekonomi raksasa Amerika Serikat (AS) dan China kembali bergema. Pada Jumat (10/5/2019) pukul 00.00 waktu Washington, Amerika Serikat menaikkan tarif dari sebelumnya 10 persen menjadi 25 persen terhadap barang-barang asal China dengan nilai 200 miliar dollar AS. 

Perang dagang yang terus berkelanjutan berimbas pada pelemahan ekonomi dan penurunan permintaan dari China.

Tensi dagang yang kembali meningkat antara AS dan China dapat menjadi sumber tekanan bagi Indonesia dan dunia.

 WARTA KOTA, PALMERAH--- Tabuh perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali bergema.

Pada Jumat (10/5/2019) pukul 00.00 waktu Washington, Amerika Serikat menaikkan tarif dari sebelumnya 10 persen menjadi 25 persen terhadap barang-barang asal China dengan nilai 200 miliar dollar AS.

Keputusan Presiden AS Donald Trump tersebut berlaku untuk waktu yang tak dapat ditentukan hingga negosiasi kedua negara menemukan titik terang.

Tidak Sempat Tukar Uang? Ada 15 Titik Penukaran Uang di Jalur Mudik

Memanasnya hubungan dagang AS dan China membawa sentimen buruk bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia yang merupakan mitra dagang keduanya.

Perang dagang yang terus berkelanjutan berimbas pada pelemahan ekonomi dan penurunan permintaan dari China.

Lantas, ekspor nasional ke AS bisa turut melesu.

Nasib Rupiah Pada Pekan Depan, Penjelasan Analis Pasar Uang

Hal ini diakui oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Tensi dagang yang kembali meningkat antara AS dan China dapat menjadi sumber tekanan bagi Indonesia dan dunia.

"Kami belum tahu persisnya seperti apa ini semua. Yang jelas, sekarang ini ekonomi dunia sedang melambat dan bisa melambat lagi kalau dia melakukan itu (Trump menaikkan tarif ke China)," kata Darmin baru-baru ini.

Bank Indonesia: Kebutuhan Uang Tunai di Bulan Ramadan Hingga Lebaran Diperkirakan Rp 217,1 Triliun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kinerja ekspor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2019 sebesar 40,51 miliar dollar AS atau turun 8,5 persen year-on-year (yoy).

Ekspor non-migas mencapai 37,07 miliar dollar AS, juga turun 7,83 persen dibandingkan tahun lalu.

Pada periode tersebut, China tetap menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai mencapai 5,4 miliar dollar AS atau mengambil porsi 14,12 persen dari total ekspor nasional.

Pesan Makanan Lewat Go-Jek, Diantar Pakai Garuda Indonesia

Komoditas utama yang diekspor antara lain lignit, besi dan baja, serta minyak kelapa sawit (CPO).

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved