Pemilu 2019

Siang Ini, Kivlan Zen dan Eggi Sudjana akan Pimpin Gerudug KPU dan Bawaslu Soal Kecurangan

Aksi unjuk rasa itu digelar untuk menuntut KPU dan Bawaslu membongkar tindakan kecurangan pada penghitungan suara pada Pilpres 2019.

Tribunnews.com
Kivlan Zein 

Massa yang tergabung dalam Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran (GERAK) akan melakukan aksi unjuk rasa di gedung Komisi Pemilihan Umum ( KPU) dan Bawaslu, Kamis (9/5/2019).

Aksi unjuk rasa di Bawaslu akan digelar mulai pukul 13.00 tersebut diprakarsai oleh Kivlan Zen dan Eggi Sudjana.

"Kita kumpul dulu di Lapangan Banteng jam 13.00 WIB. (Aksi unjuk rasa) digelar bersamaan. Jadi, ada yang (menggelar aksi) di KPU dan Bawaslu," kata Eggi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (8/5/2019).

Aksi unjuk rasa itu digelar untuk menuntut KPU dan Bawaslu membongkar tindakan kecurangan pada penghitungan suara pada Pilpres 2019.

"(Tuntutannya) dibongkar kecurangannya, itu yang kami perjuangkan. Kecurangannya itu sudah masif, terstruktur, dan sistematis," ujarnya.

Surat pemberitahuan pelaksanaan aksi unjuk rasa itu telah disampaikan ke Polda Metro Jaya, Selasa (7/5/2019).

Kendati demikian, Eggi tak bisa memprediksi jumlah estimasi massa yang akan ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut.

"Kami hanya mengimbau saja, yang mau ikut silakan. Engga ada target (jumlah massa)," kata Eggi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya mengerahkan 11.000 personel gabungan untuk mengamankan aksi unjuk rasa tersebut. "Kami siapkan 11.000 personel (gabungan)," kata Argo.

Kubu Prabowo Sebut KPU Curang 

KUBU Prabowo beberapa kali menyebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) berbuat curang, dan memberikan beberapa bukti.

Tapi AHY justru berkata lain soal kinerja KPU di Pemilu 2019 maupun Pilpres 2019. 

Terlepas dari hal itu, sampai kini real count KPU masih persis dengan hasil quick count lembaga kredibel. 

Posisi Prabowo-Sandi masih kalah dalam update terbaru real count KPU sampai hari ini, sesuai dengan hasil quick count dimana menyatakan Jokowi-Maruf pemenang Pilpres 2019.

Sandiaga Uno Minta Situng Milik KPU Diaudit, Banyak Masalah Terkait Data Entri

Setidaknya ada beberapa orang di kubu Prabowo yang pernah mencoba membeberkan kecurangan KPU. 

Salah satunya adalah Fadli Zon yang pernah memposting dugaan kecurangan saat input data. 

Fadli Zon mengungkapkan hal tersebut di akun twitternya. 

'Ini contoh kecurangan saat input data @KPU_ID #KawalSuara02AmankanC1,' tulis @fadlizon.

Bahkan Fadli Zon juga melengkapi cuitannya dengan sebuah video yang menunjukkan kecurangan tersebut. 

Terkait berbagai tudingan kecurangan, Ketua KPU juga sudah bereaksi keras terhadap hal ini. 

Terutama terkait adanya kesalahan input data, juga dikomentari pihak KPU. 

Dikutip dari tribunnews.com, Komisioner KPU Viryan Azis menegaskan bahwa tidak ada kecurangan dan hal itu terjadi karena murni kesalahan.

Ia juga mengatakjan bahwa jika terjadi kesalahan entry data C1 ke Situng, bisa dilakukan perbaikan terhadap data tersebut.

Viryan Azis mengatakan, justru melalui Situng, publik bisa membandingkan akurasi data yang ditampilkan dengan scan C1.

Ia menyebutkan, jika KPU memiliki niat curang maka seharusnya data penghitungan yang dicatat di C1 yang diubah, bukan data yang ditampilkan di Situng.

"Kalau misalnya ada jajaran kami yang mau melakukan kecurangan ya ini (C1) diubah-ubah dulu dong. Lah kan ini C1 enggak diubah. Mikir gitu kalau yang mau bilang curang," kata Viryan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).

Publik bisa memantau Situng dan mencocokkan data yang ditampilkan dengan scan C1.

Jika ada yang tidak sinkron, hal tersebut karena human error.

Jika menemukan ketidakcocokan, publik bisa melaporkannya ke KPU, dan akan dilakukan perbaikan terhadap data yang keliru tersebut.

Ia juga mengingatkan bahwa Situng tidak menentukan hasil akhir pemilu yang ditetapkan KPU.

Situng dibuat sebagai bentuk transparansi KPU kepada publik atas rekapitulasi suara pemilu.

"Sebagian besar masyarakat tahu (kesalahan entry data) karena membandingkan entry-nya berapa sih, terus dilihat hasil scan (C1) kok beda sih (dengan entry data). Jangan-jangan curang, kan gitu," ujar Viryan.

"Kalau yang ngerti ini keliru entry, laporkan kepada kami," lanjut dia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, hingga Rabu (24/4/2019) sore, ditemukan 105 kesalahan entry data scan C1 ke Situng.

Jumlah ini berasal dari laporan masyarakat dan pengawasan internal KPU.

Dari 105 kesalahan entry data, sebanyak 64 data telah diperbaiki.

Sementara, 41 lainnya saat ini sedang dalam perbaikan.

KPU mencatat, hingga Rabu (24/4/2019) sore, ditemukan 105 kesalahan entry data formulir C1 ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng).

Jumlah ini berasal dari laporan masyarakat dan pengawasan internal KPU.

"Kekeliruan entry terjadi sebanyak 105 yang sudah ditemukan. Laporan masyarakat 26, kemudian hasil monitoring internal 79," kata Komisioner KPU Viryan Azis di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.

Dari 105 kesalahan entry data, sebanyak 64 telah diperbaiki. Sementara 41 sisanya masih dalam proses perbaikan.

"Adapun berbagai pemberitaan yang viral itu lebih kepada pemberitaan berulang-ulang terkait dengan kekeliruan entry data tadi," ujar Viryan.

Menurut Viryan, adanya temuan ini menunjukkan kesungguh-sungguhan KPU dalam menjaga rekapitulasi suara.

Ia menegaskan, Situng bukan merupakan hasil akhir rekapitulasi suara yang ditetapkan KPU.

Situng dibuat sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan KPU.

KPU terbuka dengan masukan dan temuan publik mengenai data Situng.

"Publik yang memberi masukan pada kami, kami ucapkan terima kasih, karena keterbukaan KPU itu maka kekeliruan itu diketahui. Sehingga dengan demikian, ini bagian dari keterbukaan dan transparansi kami sebagai penyelenggara pemilu," kata Viryan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Esok Kivlan Zen dan Eggi Sudjana Unjuk Rasa di KPU, 11.000 Personel Keamanan Dikerahkan"

Penulis : Rindi Nuris Velarosdela

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved