Jepang Bikin Senjata Malware, Korea Utara Dapat Devisa Lewat Serangan Siber
Kementerian Pertahanan Jepang membuat senjata siber berbentuk malware untuk pertahanan diri Jepang.
Malware itu berisi virus dan backdoor menjadi senjata siber pertama milik Jepang.
Meminta kontraktor militer untuk membuat malware tersebut yang rencananya akan selesai pada akhir tahun fiskal ini
WARTA KOTA, PALMERAH---- Untuk mempertahankan negara biasanya negara mempersiapkan senjata militer dan selalu memperbahurui alat militer.
Jepang pun juga melakukan pengembangan senjata yang dilakukan Kementerian Pertahanan Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang membuat senjata siber berbentuk malware untuk pertahanan diri Jepang.
Malware itu berisi virus dan backdoor menjadi senjata siber pertama milik Jepang.
• Trump Berkicau di Twitter, Keuntungan Perusahaan Anjlok Hingga Rp 18,6 Triliun
Sebelumnya, Jepang telah mengontrak Fujitsu untuk membuat malware "search and destroy" pada 2012.
Namun kabarnya senjata siber tersebut tak berhasil memenuhi hasil yang diinginkan oleh pemerintah Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang meminta kontraktor militer untuk membuat malware tersebut yang rencananya akan selesai pada akhir tahun fiskal ini seperti dikutip ZDnet yang dilansir Info Komputer
Tentunya, Kementerian Pertahanan Jepang belum mengungkapkan secara resmi mengenai kemampuan malware itu dan bagaimana pemerintah Jepang akan menggunakannya.
• Hati-hati Menginap di Apartemen saat Liburan, Simak Pengalaman Yunfei
Akan tetapi dari informasi yang beredar, malware itu hanya akan beraksi saat Jepang sedang menerima serangan siber dan dapat menyerang si pelaku penyerangan tersebut.
Saat ini militer Jepang sedang berkembang dan memodernisasi diri supaya tak ketinggalan zaman termasuk meningkatkan kemampuan sibernya.
Selain itu, Jepang juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi militer Tiongkok yang terus berkembang dan mengancam.
• Garuda Indonesia Grup Akan Pasang Layanan Wi-Fi di 30 Armada Pesawat
NATO menganggap ranah siber sebagai medan perang resmi sejak Juni 2016 lalu, bersama udara, daratan, dan laut.
Jepang adalah satu dari beberapa negara yang sudah mengaku mengembangkan senjata siber, selain AS, Inggris, dan Jerman.