Pemprov Bakal Kaji Besaran Subsidi MRT Jakarta setelah Bisa Melampaui Target Penumpang
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengevaluasi besaran subsidi terkait operasional MRT.
Sebulan lebih sejak dibuka komersil, tepatnya sejak tanggal 1 April 2019 lalu, laporan pencapaian PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sangat baik.
Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengevaluasi besaran subsidi operasional MRT.
Perhitungan besaran subsidi diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta, Abbas akan dilakukan bersama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta serta PT MRT Jakarta.
Sehingga, besaran subsidi MRT yang semula sebesar Rp 572 miliar dengan target jumlah penumpang 65.000 orang per hari itu dapat disepakati, sebelum akhirnya disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
"Ya nanti pastinya kita hitung ulang. Karena dengan adanya diskon tersebut bisa saja ada penambahan jumlah subsidi meskipun nilainya tidak signifikan."
"Karena, jumlah penumpang sudah melebihi target kan," ujarnya kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa (7/5/2019).
Hanya saja, ditegaskannya, evaluasi subsidi katanya tidak terkait dengan pemberlakuan tarif penuh pada tanggal 13 Mei 2019 mendatang.
Evaluasi merujuk pada pencapaian MRT Jakarta yang berhasil menjangkau sebanyak 82.000 orang penumpang per hari sejak dibuka umum.
Dihubungi terpisah, Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Efendi membenarkan hal tersebut.
Diskon tarif MRT sebesar 50 persen yang semula diberlakukan pada awal sosialisasi akan diterapkan penuh.
Sehingga, penumpang akan diberlakukan tarif terdekat, yakni Stasiun MRT Lebak Bulus - Stasiun MRT Fatmawati sebesar Rp 3.000 per orang serta tarif terjauh yakni Stasiun MRT Lebak Bulus - Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) sebesar Rp 14.000 per orang.
"Ya tanggal 13 Mei tarif sudah berlaku penuh, untuk tarif terjauh dari Lebak Bulus ke Bundaran HI tidak lagi Rp 7.000 tetapi Rp 14.000," ujarnya dihubungi pada Selasa (7/5/2019).
Walau penerapan tarif penuh berujung pada penurunan jumlah penumpang, dirinya tidak khawatir.
Sebab, integrasi antara MRT Jakarta dengan Transjakarta tengah dilakukan, guna menekan biaya transportasi masyarakat.
"Tentunya, sekarang, kami sudah mulai ada program untuk menambah ridership MRT. Misal kerjasama dengan Transjakarta dengan sistem integrasi dan pihak swasta," ungkapnya.