Guru SMP Maha Prajna yang Disawer Murid Ingin Ada Efek Jera terhadap Anak Didiknya
Seharusnya, murid-murid tersebut mendapatkan efek jera atas perbuatan yang mereka lakukan tersebut.
Penulis: Junianto Hamonangan |
Suhartini, guru yang disawer sejumlah murid SMP Maha Prajna, angkat bicara perihal Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Utara yang memutuskan tidak memberikan sanksi terhadap anak didiknya tersebut.
Meski mengaku bersyukur atas keputusan itu, dari lubuk hatinya yang paling dalam, seharusnya murid-murid tersebut mendapatkan efek jera atas perbuatan yang mereka lakukan tersebut.
“Kalau saya sih bersyukur sebenarnya, senang. Tapi di satu sisi saya sebenarnya menginginkan supaya mereka ada efek jera gitu. Walaupun Sudin katakan ini tidak ada hukuman,” katanya, Jumat (29/3/2019).
Apalagi sebenarnya siswa kelas IX tersebut secara tidak langsung sudah mendapat hukuman atas perbuatannya. Buktinya mereka meminta maaf secara langsung tifak lama setelah peristiwa itu terjadi.
“Hukuman yang diterima siswa ini kan sudah secara psikologis. Mereka sudah ketakutan atas kejadian itu, minta maaf, telpon saya berkali-kali, bu maaf bu, ini nggak sengaja, cuma bercanda aja,” ujarnya.
Tini, yang merupakan guru honorer, menyerahkan segala keputusan atas kasus itu kepada pihak terkait. Kendati demikian, tetap saja perlu adanya sanksi dari pihak sekolah untuk menumbuhkan efek jera kepada para murid itu.
"Tapi sih kalau keinginan saya pribadi ada lah efek jera untuk anak-anak ini seharusnya. Supaya adek-adeknya di kelas 7 kelas 8 nggak mencontoh,” ucap Tini.
“Jadi efek jera yang bisa menjadi contoh untuk adek-adeknya ketika mereka melakukan kesalahan ini loh ada hukumannya. Nggak lepas-lepas aja. Tapi tergantung kebijakan sekolah juga sih,” katanya.