Pemilu 2019

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Andi Arief Sebut PSI Penebar Kebencian dan Ketegangan Beragama

POLITIKUS Partai Demokrat Andi Arief menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai penebar kebencian dan ketegangan beragama.

Wartakotalive.com/Rangga Baskoro
Wasekjen DPP Partai Demokrat kembali mendatangi Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta guna melakukan konsultasi atas kasus yang menjeratnya, Selasa (12/3). 

POLITIKUS Partai Demokrat Andi Arief menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai partai penebar kebencian dan ketegangan beragama.

Hal itu ia katakan saat mengomentari survei Litbang Kompas, yang menunjukkan elektabilitas PSI cuma 0,9 persen

"Menurut Survey Kompas, PSI partai nol koma alias stabilo. Hukuman yang pantas bagi partai penebar kebencian dan ketegangan beragama," tulis Andi Arief di akun Twitter @AndiArief__, Kamis (21/3/2019).

"Sejak munculnya PSI yang dibiayai syamsul Nursalim BLBI, politik Indonesia penuh kebencian dan saling curiga. Mereka berlindung di ketiak Jokowi," sambung mantan Wasekjen Partai Demokrat ini.

Andi Arief lantas memaparkan hasil Survei Litbang Kompas tersebut.

"Survey Litbang Kompas: hanya 6 partai yang lolos ke senayan: Di atas 10 persen bersaing PDIP dan Gerindra. Di bawah 10 persen bersaing Golkar. PKB, Demokrat dan PKS. PAN meski belum angka aman namun tren naik. Semua kader Demokrat di hari sisa fokus dan semangat. 14 02 !!" tulis Andi Arief.

Hasil survei Litbang Kompas pada 22 Februari-5 Maret, menunjukkan tujuh partai politik peserta pemilu terancam tak lolos ke Senayan untuk mendapatkan kursi DPR RI.

Ketujuh parpol tersebut mendapat suara yang jauh di bawah ambang batas lolos ke parlemen sebesar 4 persen.

Partai Hanura menjadi satu-satunya parpol yang saat ini mempunyai kursi di DPR, namun terancam tak lagi melenggang ke Senayan.

Elektabilitas Jokowi-Amin di Bawah 50 Persen, Andi Arief Sarankan Petahana Segera Berkemas

Partai yang sempat mengalami dualisme kepemimpinan sejak dipimpin Oesman Sapta Odang itu hanya dipilih oleh 0,9 persen responden.

Elektabilitas Hanura turun drastis dibanding pemilu 2014 lalu dengan 5,3 persen.

Enam parpol lainnya yang juga terancam tak lolos ke parlemen adalah partai lama yang tidak memiliki kursi di DPR, serta partai pendatang baru.

Tagih Janji Ridwan Kamil Sulap Kalimalang Seperti di Korea, Warga Bekasi: Jangan Heboh di Awal Saja

Partai Bulan Bintang (PBB) hanya dipilih oleh 0,4 persen responden, begitu juga Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), yang hanya mendapat 0,2 persen.

Empat parpol partai politik pendatang baru juga belum mampu melawan dominasi parpol lama. Partai Perindo menjadi yang teratas dengan 1,5 persen, disusul Partai Solidaritas Indonesia 0,9 persen, Partai Berkarya 0,5 persen, dan Partai Garuda 0,2 persen.

"Meski mempertimbangkan tingkat sampling error +/- 2,2 persen pun, parpol ini masih sulit memenuhi angka minimal ambang batas parlemen," tulis peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, seperti dikutip dari Harian Kompas, Kamis (21/3/2019).

Elektabilitas Jokowi-Maruf Amin Menukik, Ketua DPR: Biasa, Nanti Juga Naik Lagi

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved