Demi Menghemat APBN, PT Angkasa Pura II Persero Bakal Operasikan 3 Bandara Lagi
PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) akan mengoperasikan 3 bandara lagi, dengan tujuan pemerintah bisa menghemat APBN.
PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) akan mengoperasikan 3 bandara lagi, yang dengan tujuan pemerintah bisa hemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
PT Angkasa Pura II (Persero) pu membenarkan jika dalam waktu dekat akan menambah jumlah bandara yang dioperasikan.
Saat ini sebanyak 16 bandara sudah dioperasikan perseroan, dan kemudian akan bertambah lagi yakni menjadi 3 bandara pada April atau Mei 2019.
Antara lain HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Radin Inten II di Lampung, dan Fatmawati Soekarno yang di Bengkulu.
Ketiga bandara itu, diserahkan pengelolaanya oleh Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ke Angkasa Pura II.
Penglolaan yang diserahkan tersebut diketahui melalui pola Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Aset Barang Milik Negara selama 30 tahun.
Presiden Director Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan pola kerjasama itu akan bisa menghemat APBN.
Sebab, pendanaan investasi pengembangan dan pengoperasian bandara akan bersumber dari kas internal AP II.
"Capital expenditure dan operational expenditure tiga bandara itu akan berasal dari AP II sehingga pemerintah memiliki pilihan untuk menggunakan APBN guna membangun infrastruktur lainnya. Kami sangat menyambut baik kerjasama dengan pola KSP ini sebab dapat mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia demi kepentingan masyarakat," ujar Muhammad Awaluddin.
"Selain itu, pemerintah juga akan mendapat pendapatan tetap, pembagian keuntungan, dan penambahan aset baru, serta tetap memiliki aset eksisting bandara tersebut."
Adapun AP II sendiri sudah memiliki rencana pengembangan di tiga bandara itu.
Di Bandara HAS Hanandjoeddin (Tanjung Pandan) akan dibangun terminal baru dan perluasan terminal eksisting untuk mengakomodir maksimal 6 juta penumpang hingga 30 tahun mendatang.
Terminal eksisting di bandara tersebut sebenarnya juga sudah mengalami backlog.
Saat ini, jumlah pergerakan penumpang di bandara tersebut telah mencapai 1 juta penumpang per tahun, sementara kapasitas terminal hanya 300.000 penumpang.
"Investasi di HAS Hanandjoeddin disiapkan Rp 559,9 Miliar di mana setengahnya untuk pengembangan terminal. Sisanya untuk fasilitas lainnya seperti penebalan runway," ujar Muhammad Awaluddin.