Warga Gelar Syukuran di Rumah Cimanggis, Bangunan Cagar Budaya di Depok

puluhan warga Kota Depok gowes bareng sekaligus syukuran ke Rumah Cimanggis yang terletak di Kompleks RRI, Cimanggis,

Editor: Ahmad Sabran
Warta Kota
Puluhan warga Kota Depok berwisata sejarah ke bangunan cagar budaya Rumah Cimanggis di Kompleks RRI, Cimanggis, Depok, Minggu (13/1/2019). 

Rumah Cimanggis, bangunan bersejarah peninggalan Hindia Belanda, telah resmi ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris Abdul Shomad, pada 24 September 2018 lalu.

Minggu (13/1/2019) pagi, puluhan warga Kota Depok gowes bareng sekaligus syukuran ke Rumah Cimanggis yang terletak di Kompleks RRI, Cimanggis, atas penetapannya sebagai cagar budaya.

Pemerhati Sejarah, JJ Rizal, yang turut dalam acara itu, bersyukur Rumah Cimanggis ditetapkan sebagai cagar budaya. Karena bangunan bernilai histori tinggi ini bisa saja tergusur sebagai imbas dari pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di lahan tersebut.

"ni prestasi besar di Depok karena menjadi bangunan pertama sebagai situs sejarah yang mendapat penetapan sebagai cagar budaya," ujar Rizal.

Rizal mengungkapkan, situs Rumah Cimanggis menjadi penting karena turut andil dalam perkembangan kota modern awal di Indonesia.

Dia menerangkan, kota modern di Indonesia tumbuh berawal dari Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg dalam bahasa Belanda (Anyer-Panarukan) yang dibangun Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di awal abad ke-19, tahun 1808.

Daendels duduk di tampuk gubernur jenderal Hindia Belanda dalam kurun tahun 1808-1811.

Ketika Daendels membangun Jalan Raya Pos, di tepian Jalan Raya Pos muncullah kota-kota modern. Misalnya Bandung, Bogor, dan banyak kota di Jawa.

"Pertanyaannya, dari mana ide Daendels membuat Jalan Raya Pos? Ide itu terinspirasi oleh orang yang membuat Rumah Cimanggis, namanya Gubernur Jenderal Petrus Albertus Van der Parra," ungkap Rizal.

Van der Parra sendiri berkuasa sebagai gubernur Hindia Belanda cukup lama, yakni sepanjang tahun 1761-1775. Rumah Cimanggis dia mulai bangun pada 1775 sebagai landhuis atau rumah peristirahatan (vila). Sayang, sebelum rampung, dia keburu wafat. Bangunan dan lahan itu lalu dia wariskan kepada jandanya, Johanna Bake.

Pria yang juga pengurus Komunitas Sejarah Depok (KSD) itu menceritakan, konon, Rumah Cimanggis dibangun di atas lahan perkebunan karet dengan jalan yang amat buruk. Saat Van der Parra membangun Rumah Cimanggis, dia juga turut membangun jalan menjadi sangat modern.

Karena jalannya yang bagus, lokasi itu pun menjadi ramai dan menjadi salah satu titik transit dan tempat pergantian transportasi kuda.

Di kemudian hari, Gubernur Jenderal Daendels menjadikan jalan yang dibangun Van der Parra sebagai standar atau acuan dalam membangun Jalan Raya Pos sepanjang Anyer-Panarukan guna membangun kota modern ke arah selatan Batavia.

"Jadi sebenarnya, Rumah Cimanggis itu adalah prototype kota modern pertama di Jawa atau mungkin di Indonesia. Jadi, ini posisinya sangat penting kalau kita mau pelajari sejarah perkembangan kota-kota modern awal di Indonesia," kata Rizal.

Sarana belajar

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved