Cuma Kotanya yang Mau Terima Sampah Jakarta, Pepen: DKI Masih Butuh Bekasi
Ia mengungkapkan, persoalan dana hibah kemitraan bukan persoalan seberapa besar nilai pengajuan yang diminta.
Penulis: Muhammad Azzam |
WALI Kota Bekasi Rahmat Effendi (Pepen) mengungkapkan, hanya kota yang dipimpinnya yang mau menerima sampah DKI Jakarta.
Untuk itu, meskipun DKI Jakarta akan membangun Treatment Facility (ITF) Sunter, tetap saja DKI pasti membutuhkan Kota Bekasi.
"Jadi tidak salah kan, kami minta perhatian lebih DKI akibat dampak adanya TPA Bantargebang ini. Walaupun DKI nanti punya ITF, tapi kan hanya mampu menampung 2.000 ton per hari, jadi tetaplah DKI masih butuh Kota Bekasi," tutur Pepen, Selasa (23/10/2018).
Baca: DPRD Sebut Pemkot Bekasi Ketergantungan Dana Hibah DKI Jakarta
Pepen mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambut baik pertemuan di Balai Kota DKI, Senin (22/10/2018) kemarin. Persoalan dana hibah kemitraan ini bisa tersampaikan dengan jelas dan lengkap.
Pepen juga mengaku polekmik kemarin dikarenakan adanya kesalahpahaman komunikasi mengenai dana hibah kompensasi untuk dampak yang ditimbulkan di kawasan Bantargebang, ataupun dana hibah kemitraan.
"Jadi jelas, kalau dana hibah Bantargebang itu buat kompensasi bau dan penanggulangan dampak TPA itu. Tapi kalau dana kemitraan itu digunakan sebagai kepentingan penunjang kerja sama, seperti pembangunan jembatan layang akses menuju Bantargebang," tuturnya.
Baca: Soal Dugaan Kapolri Terlibat Korupsi, Jokowi: Saya Enggak Mau Ikut Campur
Ia mengungkapkan, persoalan dana hibah kemitraan bukan persoalan seberapa besar nilai pengajuan yang diminta, tetapi soal pemahaman dan pandangan bersama jika dilihat dampak yang ditimbulkan.
"Jadi bukan soal angka, mau berapa rupiah kan tidak akan cukup untuk me-recovery dampak yang ditimbulkan dari sampah itu. Saya kira hari ini adalah yang terakhir, udah selesai, besok saya undang Pak Isnawa (Kadis Lingkungan Hidup DKI), besok kita jalan-jalan ke TPST Bantargebang. Kita evaluasi bersama tim, sehingga jelas apa saja yang harus dikoreksi dan jadi perhatian," paparnya. (*)