Mampu Perangi Obesitas dan Resistensi Insulin, Yuk Rutin Minum Ini
Minum teh hijau dipercaya bisa menjadi alternatif pengobatan untuk memerangi obesitas, resistensi insulin, dan kerusakan memori.
WARTA KOTA, PALMERAH---Ada banyak manfaat minum teh hijau. Jika Anda belum melakukannya secara rutin.
Kini saatnya untuk mempertimbangkannya menjadi kebiasaan harian.
Seperti dilansir The Indian Express, kebiasaan minum teh hijau dipercaya bisa menjadi alternatif pengobatan untuk memerangi obesitas, resistensi insulin, dan kerusakan memori.
Baca: Kenali Sejuta Manfaat Luar Biasa Teh Hijau untuk Kesehatan Tubuh
Hal ini berarti, teh hijau mampu membantu meningkatkan daya ingat dan resistensi insulin pada otak yang disebabkan oleh tingginya kadar lemak dan fruktosa dalam tubuh seseorang.
Sebuah studi yang melibatkan tikus sebagai objek penelitian menunjukkan bahwa teh hijau mengandung bahan yang dikenal sebagai EGCG (epigallocatechin-3-gallate), katekin, dan komponen aktif secara biologis.
Komponen ini memiliki potensi untuk mengurangi resistensi insulin, yang biasanya menyebabkan diabetes tipe II. Diabetes jenis ini lebih sering disebabkan oleh obesitas (kelebihan berat badan).
"Teh hijau adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi kedua di dunia setelah air, dan ditanam di setidaknya 30 negara," kata Xuebo Liu dari Northwest A & F University di Yangling, China.
"Kebiasaan kuno minum teh hijau bisa menjadi alternatif yang lebih dapat diterima untuk pengobatan ketika harus memerangi obesitas, resistensi insulin, dan kerusakan memori," tambah Liu.
Baca: Inilah Khasiat Teh Hijau untuk Wajah dan Rambut
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa EGCG berpotensi juga untuk mengobati berbagai penyakit manusia, seperti kelainan sumsum tulang, mengurangi toksisitas dan kerusakan ginjal akibat obat kanker, serta beberapa kondisi jantung yang tidak semestinya.
Sebelum mempublikasikan hasil penelitian di The FASEB Journal, tim membagi tikus jantan berusia tiga bulan menjadi tiga kelompok berdasarkan diet, yaitu kelompok kontrol yang diberi makanan standar, kelompok yang diberi makan dengan lemak dan fruktosa tinggi (HFFD), dan kelompok yang diberi diet HFFD dan 2 gram EGCG per liter air minum.
Para peneliti memantau tikus tersebut selama 16 minggu dan menemukan bahwa mereka yang diberi makan dengan HFFD, memiliki berat badan akhir yang lebih tinggi daripada tikus pada kelompok 1. Selain itu, tikus kelompok 2 jauh lebih gemuk daripada tikus yang diberi HFFD dan EGCG.