Hiswana Migas Klaim Berangsur-angsur Kelangkaan Gas Melon di Depok Mulai Teratasi

Ia memastikan kelangkaan gas melon yang dirasakan warga sejak sepekan terakhir akan berangsur teratasi.

Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Murtopo
Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Antrean Operasi Pasar Gas melon di sejumlah lokasi di Depok, di antaranya di Kelurahan Pasir Putih, Sawangan dan di Cipayung. 

WARTA KOTA, DEPOK -- Operasi pasar elpiji 3 kg bersubsidi atau gas melon telah dilakukan selama 4 hari sejak Senin (4/12/2017) sampai Kamis (7/12/2017), di 50 titik lokasi di Kota Depok.

Selama 4 hari itu telah digelontorkan 28.000 tabung gas melon yang dijual seharga Rp 16.000 pertabung.

Di setiap titik operasi pasar digelontorkan satu truk gas melon sebanyak 560 tabung.

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Depok Athar Susanto mengatakan seiring operasi pasar gas melon yang digelar pihaknya, pasokan gas melon ke 24 agen dan 500 pangkalan atau pengecer di Depok, yang sempat terlambat karena libur panjang akhir pekan sejak 1 Desember lalu juga sudah terdistribusi dengan baik.

Karenanya ia memastikan kelangkaan gas melon yang dirasakan warga sejak sepekan terakhir akan berangsur teratasi.

"Saat ini sudah mulai berangsur-angsur stock elpiji 3 kg, ada di masyarakat pengguna rumah tangga dan usaha mikro. Memang terlihat sejak Senin yang lalu, warga seperti panik buying, terutama pengguna rumah tangga yang memiliki lebih dari 1 tabung di rumah, dan ingin pada punya stock lebih dari satu," kata Athar kepada Warta Kota, Kamis (7/12/2017).

Mulyadi, warga Beji Timur yang tidak kebagian membeli gas melon operasi pasar seharga Rp 16.000 pertabung, mengaku akhirnya mendapat gas melon di toko atau pengecer yang cukup jauh dari rumahnya, di Kelapa Dua, Cimanggis.

"Dan harganya sudaj mahal, sampai Rp 22.000 pertabung," kata Mulyadi.

Ia mengatakan dalam operasi pasar gas melon di Kelurahan Beji Timur, Kamis (7/12/2017) truk pembawa gas melon datang ke lokasi sekitar pukul 06.30.

"Tapi belum sampai jam 08.00 atau hanya sekitat satu jam lebih, gas melon sudah habis," kata Mulyadi.

Menurutnya penyebab cepat ludesnya gas melon operasi pasar, karena tidak ada pembatasn jumlah tabung yang dibeli warga.

"Jadi banyak warga yang beli lebih dari dua, atau bahkan lebih dari 5 untuk dijual lagi di warungnya," kata Mulyadi.

Athar mengakui tidak ada pembatasan jumlah gas melon.yang boleh dibelo warga dalam operasi pasar.

"Memang tidak ada pembatasan dan boleh beli lebih dari satu tabung, atau bahkan lebih dari empat tabung," kata Athar.

Meski begitu di beberapa lokasi operasi pasar, seperti di Jalan Pasir Putih, Sawangan, petugas akhirnya sempat membatasi pembelian dua tabung perorang karena melihat panjangnya antrian.

Hal ini dilakukan agar warga yang sudah antri tetap kebagian mendapat gas melon seharga Rp 16.000 pertabung.(bum)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved