Ketika Hunian Vertikal Menjamur di Pinggir Kota
Bangunan pencakar langit itu bersaing dengan dominasi rumah tapak di kawasan pinggiran kota. Lantas, apa yang dicari?

WARTA KOTA, PALMERAH -- Hunian vertikal, seperti apartemen atau rumah susun, lazim dibangun di tengah kota. Dengan konsep vertikal, lahan terbatas dengan harga selangit dapat diatasi.
Kini, pakem itu mulai bergeser. Hunian vertikal juga marak dibangun di pinggiran kota.
Bangunan pencakar langit itu bersaing dengan dominasi rumah tapak di kawasan pinggiran kota. Lantas, apa yang dicari?

Sudah 2 tahun, Limper (58), seorang manajer di sebuah perusahaan, tinggal di sebuah apartemen di Bintaro, Tangerang Selatan. Sebelumnya, dia dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan di pusat kota Jakarta.
"Bagi saya, harga rumah tapak di sini tidak dapat saya jangkau. Maka pilihan saya adalah membeli apartemen. Kebetulan di sini apartemen dekat dengan tempat sekolah anak-anak saya," tutur Limper.
Senada dengan Limper, bagi Aditya (30), wiraswasta, apartemen tidak hanya berfungsi menjadi tempat tinggal, tetapi juga investasi. Oleh karena itu, letak apartemen, akses transportasi baik jalan arteri, jalan tol, maupun kedekatan dengan stasiun kereta komuter, menjadi faktor yang mesti dipertimbangkan karena akan menentukan cepat tidaknya kenaikan nilai apartemen.
Dia lebih memilih untuk membeli apartemen kawasan Alam Sutera, Tangerang. Limper tidak mempersoalkan letak apartemen yang lebih jauh dari pusat kota Jakarta karena, menurut dia, hal itu dikompensasi oleh nama pengembang dan lokasinya yang dekat dengan jalan tol. "Ke depan, kenaikannya akan lebih cepat," kata Adit.
Pusat pertumbuhan ekonomi baru di sekitar Jakarta memang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembang. Corporate Communication Executive PT HK Realtindo Fauzan Fadli mengatakan, keputusan mengembangkan Olympic Residence Sentul bersama Olympic Development karena lokasi di Sentul akan terus berkembang. "Akses lokasi merupakan pertimbangan utama dikembangkannya apartemen Olympic Residence Sentul karena terhubung oleh tol dengan pusat kota, kawasan Bogor, dan Bandara Halim Perdanakusuma. Ditambah akan dilewati kereta ringan (light rapid train)," kata Fauzan.
Menurut Fauzan, pihaknya menyasar masyarakat yang hendak berinvestasi. Sebagian besar yang lain adalah mereka yang berniat mencari hunian di kawasan dengan udara yang relatif sejuk.
Tiga stasiun