Pilkada DKI Jakarta

Puluhan Tahun Mengabdi di Jakarta, Pandi Belum Juga Punya KTP

Bahkan, walau sudah puluhan tahun mengabdi, warga asal Cirebon, Jawa Barat itu belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta hingga saat ini.

Warta Kota/Dwi Rizki
Pasangan suami-istri, Pandi (56) dan Sundasih (50) saat berbincang dengan Sandiaga Salahudin Uno ketika blusukan di permukiman warga RW 08 Palmerah Barat, Jakarta Barat pada Kamis (5/12) siang. 

WARTA KOTA, PALMERAH -- Bekerja sebagai penarik gerobak sampah selama lebih dari 25 tahun, kehidupan pasangan suami-istri, Pandi (56) dan Sundasih (50) masih belum sejahtera.

Bahkan, walau sudah puluhan tahun mengabdi, warga asal Cirebon, Jawa Barat itu belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta hingga saat ini.

Putus asa dan ragu, jawaban itu diungkapkan Pandi ketika Sandiaga Salahudin Uno bertanya mengenai status kependudukan keduanya saat ini.

20170105Puluhan Tahun Mengabdi di Jakarta, Pandi Belum Juga Punya KTP
Pandi (56) saat menaikkan sampah dari gerobaknya ke truk sampah, Kamis (5/1).

Dirinya mengaku masih mengantongi KTP kampung halamannya, Cirebon lantaran permohonannya berulang kali ditolak Ketua RT ataupun Kelurahan Palmerah Barat sejak lama.

Karena itu, sejak anaknya balita, bersekolah hingga dewasa, dirinya mengaku sama sekali belum merasakan fasilitas pendidikan ataupun kesehatan yang ditawarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Padahal, lanjutnya, janji untuk mendapatkan KTP sekaligus mensejahterakan warga pendatang pernah didengarnya langsung ketika Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama blusukan kala mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 silam.

"Saya udah nggak lagi minta dibikin KTP, soalnya pasti ditolak lagi. Lagian kan saya sama istri udah tua, kayaknya udah nggak perlu lagi, yang perlu itu anak-anak saya aja, kalau saya narik sampah udah cukup, kalau mereka masih punya masa depan, cucu saya apalagi (khususnya)," ungkapnya kepada Sandi ketika blusukan di permukiman warga RW 08 Palmerah Barat, Jakarta Barat pada Kamis (5/12) siang.

Kondisi Pandi dan sang istri memang sangat mengkhawatirkan, keduanya tinggal berdampingan dengan belasan karung sampah plastik bekas di bedeng yang berada persis di seberang Lokasi Pembuangan Sampah Sementara (LPSS) Kelurahan Palmerah Barat, Jalan Kemanggisan Raya RT 01/08 Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat.

Penghasilannya pun tidak menentu, berkisar Rp 800.000 hingga Rp 1 juta per bulan, walaupun dirinya sudah bekerja keras mengumpulkan sampah dari permukiman warga RT 01/08 dan RT 15/08 Palmerah Barat setiap hari.

Padahal, anak sulungnya, Sanusi (32) juga ikut membantu menarik sampah setiap hari.

"Kalau anak saya, Sumarni (30) kebetulan udah punya KTP karena kawin sama orang sini. Kalau saya sama istri nggak perlu lagi KTP, tapi tolongin (dibuatkan KTP DKI Jakarta) buat anak saya yang laki (Sanusi), supaya dia bisa sekolah kejar paket, supaya bisa kerja yang enak dibandingin narik sampah," ungkapnya.

Mendengar keluhan Pandi, Sandi menjanjikan kalau permintaan keduanya akan dikabulkan apabila dirinya bersama Anies Rasyid Baswedan terpilih memimpin Ibukota kelak.

Karena seperti diketahui, keduanya telah lama tinggal dan mengabdi selama puluhan tahun di DKI Jakarta

"Tapi untuk sementara, pak Pandi dan istri sama anak yang belum punya KTP DKI bisa bikin KTP Sementara, jadi kalau sakit mau berobat tinggal datang ke puskesmas, gratis," ungkapnya menenangkan. (dwi)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved